BUDIDAYA
IKAN GURAME
(
Osphronemus gouramy )
Oleh RIYANTO, SP
1. PENDAHULUAN
Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk
badan pipih lebar,bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut
berwarnakekuningkuningan/keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga
Anabantidae,keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici.
Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan
menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame
agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.
Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang
Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang
Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai
berat 5 kg.
Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun
harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok
karena tidak memerlukan air yang mengalir. Untuk memberi petunjuk bagi
masyarakat yang berminat di bawah ini
diuraikan tata cara budidayanya.
2. SENTRA PERIKANAN
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera,
NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
3. JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah
sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo :
Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus :
Osphronemus
Species :
Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis gurami yang sudah
dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir,
paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di
Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul
dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu
menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the
pop, dan paling banyak diunggulkan. Jenis ikan gurame yang dikenal
masyarakat berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) yaitu:
1)
Gurame angsa (soang) : badan relatif panjang, sisik relatif lebar.
Ukuran yang bisa dicapainya berat 8 kg, panjang 65 cm.
2)
Gurame Jepang : badan relatif pendek dan sisik lebih kecil. Ukuran yang
dicapai hanya 45 cm dengan berat kurang dari 4,5 kg. Jika dilihat dari warnanya
terdapat gurame hitam, putih dan belang.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan
protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan
adalah jenis tanah liat/lempung,tidak berporos dan cukup mengandung humus.
Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding
kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar
antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan gurame dapat
tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan
berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan
gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan
tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem
pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik
ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara
tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3
liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang
ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6) Keasaman air (pH) yang
baik adalah antara 6,5-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Jenis kolam yang umum
dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a. Kolam penyimpanan induk
Kolam
ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10
meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina
dan 10 ekor jantan.
b. Kolam pemijahan
Kolam
berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk
1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun
syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C;
kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana
penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
c. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas
kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50
cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam
kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5
cm.
d. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi
sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam
pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring
1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter
persegi.
e. Kolam/tempat pemberokan merupakan tempat pembersihan ikan
sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam
adalah sebagai berikut:
a. Ukurlah tanah 10 x 10 m
(100 m2).
b. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian
atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan
dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan
mengeluarkan air.
d. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan
lagi.
Tanah
akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup,
dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring
ke arah pintu keluar air.
e. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari
pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung
pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1
minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji
agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung
sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran,
timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring
secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap
ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan
diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba
kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban
(untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote
(untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan
benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap
ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet
(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk
menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
6.2. Pembibitan
1) Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik
adalah sebagai berikut:
a. Memiliki sifat pertumbuhan
yang cepat.
b. Bentuk badan normal
(perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c. Ukuran kepala relatif
kecil
d. Susunan sisik
teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
e. Gerakan normal dan
lincah.
f. Bentuk bibir indah sepertipisang,
bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g. Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk
membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina
Ikan betina mempunyai dasar
sirip dada yang gelap atau berwarna Kehitaman, warna dagu ikan betina
keputih-putihan atau sedikit coklat, jika diletakkan di lantai maka ikan betina
tidak menunjukan reaksi apa-apa. Sebaiknya sudah berumur 3~7 tahun.
- Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang
gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada
tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping
tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau
keputih-putihan,mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina
dan menjulur. Induk jantan Apabila diletakkan pada lantai atau tanah
akan menunjukan reaksinya dengan cara
mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas. Selain mengetahui perbedaan induk
jantan dan betina, perlu juga diketahui demi keberhasilan pembenihan gurame
ini. Induk telah berumur 3~7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, induk
ikan gurame ini semakin bertambah umurnya akan mengeluarkan telur semakin
banyak, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang.
Sisik -sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun
rapi. Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya
akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan
nampak putih kemerah-merahan. Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan
teras lembek.
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang
keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada
tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
1. PEMIJAHAN
Pemasukan air dilakukan pagi-pagi sekali, sehingga menjelang jam
10.00 kolam telah berisi air setengahnya. Induk-induk yang telah lolos seleksi
dimasukkan dalam kolam dengan hati-hati dan penuh kasih sayang.Perbandingan
jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 - 14. Dengan harapan induk
jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan.
Setelah dilepaskan dalam kolam pemijahan biasanya induk jantan tidak otomatis
langsung membuat sarang, tetapi terlebih dahulu berjalan-jalan, berenang
kesana-sini mengenal wilayahnya. Setelah 15 hari sejak dilepaskan, induk jantan
biasanya sudah langsung disibukkan oleh kegiatannya membuat sarang.
Garis tengah sarang biasanya kurang lebih 30 cm, yang biasanya
dikerjakan oleh induk jantan ini selama seminggu (7 hari). Setelah sarang
selesai dibuat, induk jantan cepat-cepat mencari dan merayu induk betina untuk
bersamasama memijah disarang. Induk betina ini akan menyemprotkan
telur-telurnya kedalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, kemudian jantan
akan menyemprotkan spermanya, yang akhirnya terjadilah pembuahan didalam istana
ijuk ini. Tidak seperti halnya ikan mas yang pemijahannya hanya beberapa jam
saja, Pemijahan ikan gurame ini biasanya
berlangsung cukup lama. Induk jantan bertugas menjaga sarang selama pemijahan
berlangsung. Setelah pemijahan selesai, biasanya giliran induk betina yang
bertugas menjaga keturunannya, dengan terlebih dulu menutup lubang sarang
dengan ijuk atau rumputan kering.
Dengan nalurinya sebagai orang tua yang baik, biasanya induk
betina ini menjaga anaknya dengan tak lupa mengipaskan siripnya terutama sirip
ekor kearah sarang. Gerakan sirip induk betina ini akan meningkatkan kandungan
oksigen terlarut dalam air. Air dengan kandungan oksigen yang cukup akan membantu
menetaskan telur-telur dalam sarang. Sebab seperti diketahui, telurpun butuh
oksigen dalam prosesnya menjadi benih ikan. Sementara dengan kasih sayang induk
betina menjaga keturunanya, induk jantan akan kembali menyusun sarang dan
memikat induk betina yang lainnya untuk melanjutkan keturunannya. Dari atas
kolam kita bisa mengetahui induk-induk yang telah memijah tanpa turun ke kolam
dengan melihat adanya bau amis, dan terlihat adanya lapisan minyak tepat di
atas sarang pemijahan.
2) Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam
penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan.
Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan
daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa
dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2
blekminyak tanah setiap kali pemberian.
3) Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan
sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun
cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
a. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki
tanggul dan dasar kolam.
b. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang
dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c. Tanami dasar kolam dengan
tanaman ganggang buntut anjng
d. Isikan air yang telah dicampur dengan
pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian
isikan air hingga kedalaman 75 cm.
e. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa
disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan
berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam
sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi
pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik
akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas. Penetasan
telur bisa dilakukan di paso, aquarium atau pun ember-ember plastik. Cara
memindahkan telur dari dalam sarang ke paso/aquarium dilakukan dengan hati-hati
tidak terlalu kasar untuk menghindari agar telur tidak pecah. Sarang bahan dari
ijuk yang ada 5 cm dibawah permukaan air dan telah ditutup rapat, diangkat
dengan cara dimasukkan kedalam ember yang berisi 3/4 bagian ember. Sarang
menghadap ke atas dan ditenggelamkan kemudian perlahan-lahan tutup sarang
dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang Dipermukaan air. Selanjutnya telur diangkat
dengan mengunakan piring kecil Untuk
dipindahkan ke pasoaquarium atau ember bak yang telah diisi air bersih yan
sudah diendapkan. Penggantian air dilakukan secara rutin agar telur-telur
menetas dengan sempurna dan telur yang tidak menetas segera dikeluarkan.
Telur akan menetas dalam tempo 30 ~ 36 jam.
f. Selama 5 hari benih-benih belum
membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap kuning telur (yolk sack).
Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar.
Oleh karenya jika masih belum ditebarkan di kolam harus diberi makan infusoria.
Jika benih hendak ditebarkan di kolam,
kolam harus dikeringkan dan dipupuk dengan pupuk kandang 1 kg/m2. Setelah seminggu benih ditebarkan,
yaitu ketika air kolam sudah berubah menjadi kehijau-hijauan. Benih gurame umur
7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar dengan system jual sarang sehinga
frekwensi pembenihan dapat ditingkatkan. Padat tebar pendederan 50 ~ 100 ekor/m2, sementara kolam yang digunakan
berkisar 50.250 m2.
4) Pemeliharaan Bibit
Benih-benih
yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam
pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah
melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan
pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai,
benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih
5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan
adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat
badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan
1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih.
Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur
maupunmonokultur.
a) Polikultur
Ikan
gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara
ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada
pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2
bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas
kolam sekitar 1500 meter persegi
2) Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang.
Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan
maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan.
Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap
100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian
10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan
dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram
untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar
dan sudut kolam.
3) Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya,
namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif
yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya,
keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan
dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang
tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame
yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun
berturut-turut selama 5 tahun.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan
pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan,
kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut
penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan
non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa
asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh
karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan
perilaku ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang
cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan
lamban gerakannya.
Gangguan lain yang berupa
penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai
mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit,
dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian
tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang
mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah
dan kelabu
3) Penyakit pada organ
dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan
mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada
segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi
dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan
yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan
bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium
Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya
yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l
air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam
larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang
dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam
pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan
parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1%
Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2
hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini
dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia.
Caranya:
(1) siapkan wadah yang diisi air bersih.
setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata;
(2) ikan yang sakit direndam dalam larutan
tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit
saja. (3) Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih
untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang
dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
7.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari
ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan
sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.
8. PANEN
8.1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan.
Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk
diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih
atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran.
Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen. Pemanenan
hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta
konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang
berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor,
sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat
badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm
dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi
sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang
dapat menyebabkan ikan terluka.
8.2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil.
Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen
tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke
kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih
dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke
pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
9. PASCAPANEN
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual
dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen
dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan
gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan
hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan
dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan
produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk
mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus
dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan
harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus
bersih dan tertutup.
Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan
keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak
jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg
dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
3) Ikan diletakkan di dalam
wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajatC.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan
perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm.
Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul
lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es,
demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. Sedangkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut:
1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu
bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru
dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem
terbuka).
2) Air yang dipakai media pengangkutan harus
bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai
contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok
dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan
dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau
2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan
mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan
harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem
pengangkutan benih terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan
waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air
bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5
cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan
waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan
terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara
pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air
bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan
menekan kantong plastik ke permukaan
air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3
volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat.
(5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau
ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m
dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di
tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam
waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih
yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air
dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin
selama 1-2 menit.
4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak
pemberokan
benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan
pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain
tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau
formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5) Setelah 1 minggu
dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ikan
gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999
adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
a. Sewa lahan 6 empang @ Rp.
80.000,-/bulan Rp. 480.000,-
b. Benih per empang 4000
ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-
c. Pakan
- Postal per empang 7 karung
@ Rp 10.000,- Rp. 420.000,-
- Rambo per empang 5 karung
@ Rp 2.500,- Rp. 75.000,-
d. Obat
- Super tetra per empang 2
tablet @ Rp 1.000,- Rp 12.000,-
e. Tenaga kerja 2 OH @ Rp
20.000,- Rp. 40.000,-
f. Lain-lain (pemeliharaan)
Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp.
5.089.700,-
2) Penerimaan per empang
4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
3) Keuntungan Rp.
4.510.300,-
4) Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio = 1,89
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.
disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah
menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama
hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak
memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari,
membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat
menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari ikan gurame
di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut. Ikan gurame
dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000 tergantung keadaan
pada saat itu.
10.3. PENUTUP
Meskipun pemeliharaan gurame relatif membutuhkan waktu lama namun
harga
jual yang tinggi tetap akan memberi keuntungan.
11. DAFTAR PUSTAKA
1) RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV.
simplek, 1987
2) SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit
Swadaya, 1999
3) ____________. Kumpulan Gurame Kliping Ikan. Jakarta :
trubus, 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar