Pengendalian
Amonia
Budidaya
ikan terutama budidaya ikan yang intensif (padat tebar yang sangat tinggi)
selalu menghadapi kesulitan karena amonia . Mengontrol
amonia adalah yang paling penting untuk budidaya karena tingkat amonia yang
tinggi dapat memiliki efek merugikan yang dapat menyebabkan lebih tinggi
daripada tingkat kematian ikan .Pengamatan kontrol kadar amonia memerlukan
pemahaman dasar tentang bagaimana amonia dengan konsentrasi tinggi bisa
terbentuk dan bagaimanahilangkannya.
Tentang
Amonia
Amonia
merupakan senyawa nitrogen bebas , lain nitrat dan nitrit. Di sungai dan
danau alami, tingkat senyawa nitrogen bebas cenderung rendah.Amonia merupakan senyawa nitrogen bebas , lain
nitrat dan nitrit. Amonia merupakan hasil katabolisme protein yangdiekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk tak terionisasi (NH3) atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion amonium
Sebab
utama kontaminasi Nitrogen dan sumber utama amoniak dalam tambak
adalah limbah ikan. Limbah ikan akan dipecah oleh bakteri heterotrofik, yang
akhirnya menjadi amonia. Dalam lingkungan di mana tanaman hidup termasuk
ganggang tidak disarankan, ada sedikit yang akan menyerap amonia dari air.
Konsentrasi akan naik sampai ikan menjadi koma dan mati kecuali beberapa
bentuk tindakan diambil untuk menghilangkan atau menurunkan kadarnya di air.
Tinggi
Amonia Tingkat
Konsentrasi
amonia yang tinggi di air dibuktikan dalam tambak dalam beberapa cara.
Ganggang
cenderung berkembang banyak ketika ada senyawa nitrogen berlebihan bebas,
membuat hijau air sebagai akibat dari kehadiran alga. Ikan dari kolam dengan
amonia berlebih akan memiliki rasa yang buruk. Ikan akan rentan terhadap
penyakit, mungkin tampak stres, dan angka kematian cenderung meningkat
melebihi tingkat biasa. Akhirnya, kadar oksigen akan berkurang. Dari tingkat
keparahan dari gejala di atas, sangat jelas bahwa amonia bukanlah masalah
kimia air ringan melainkan ancaman utama terhadap produktivitas dan
profitabilitas dari setiap budidaya ikanAmonia dihasilkan dari protein yang mengandung rantai asam
amino, asam amino mengandung nitrogen – senyawa kimia berbahaya bagi ikan .
Amonia dikatakan untuk hadir dalam makanan ikan dan limbah ikan.
kolam Alam dan danau
kecil kemungkinannya untuk memiliki masalah amoniak karena volume tinggi air
yang mengalir melalui. Tingkat amonia di tambak alami secara praktis nol.
Namun, masalah amonia lebih sering terjadi di kolam buatan manusia dengan
ikan terlalu banyak dan lingkungan alami.
pemberian pakan yang
berlebiahan pada ikan dan udang dan filtrasi biologis yang tidak
memadai dapat memperburuk masalah amoniak dalam tambak/kolam Ada dua jenis di
kolam: amonia, yang berbahaya dan amonium, yang kurang beracun. Amonium
biasanya mengkonversi menjadi amonia dan ion hidrogen dan sebaliknya. Ketika
ini terjadi, pH air kolam dan perubahan suhu keseimbangan kolam.
konsentrasi Amoniak
dalam kondisi pH yang stabil masih bisa melampiaskan malapetaka di kolam
Anda, terutama jika suhu air tinggi. kolam dengan tingkat pH 9, terutama
mereka dengan volume besar kolam ganggang hijau menyebabkan, alkalinitas
kekurangan. Akumulasi ganggang di kolam juga memicu fluktuasi tingkat pH kolam.
Ini adalah tempat sterilisasi UV mengambil di untuk memerangi tingkat amonia
berlebih dari kolam Anda.
.
Berapa
Banyak Amonia terlalu banyak?
Sebuah
pertanyaan umum dengan kaitannya dengan tingkat amonia, "berapa banyak
terlalu banyak?"
Hal
ini sebenarnya agak rumit untuk menjawab pertanyaan karena ada perbedaan
besar dalam konsentrasi amonia bahwa spesies ikan yang berbeda dapat
menangani. Hal ini lebih rumit oleh kenyataan bahwa ada variasi yang
signifikan dalam toksisitas tergantung pada pH suhu dan air.
Suhu
yang lebih rendah dan lebih tinggi pH akan membuat tingkat yang lebih rendah
dari amonia beracun untuk ikan. Ikan tertentu sangat rentan terhadap kadar
amonia tinggi dan akan tetapi spesies ikan lain dapat mentolerir.
Untuk
spesies ikan air tawar kisaran 0,53-22,8 mg / L umumnya dianggap sebagai
beracun, tapi masalah akan mulai terjadi dari jumlah yang lebih besar dari
0,1 mg / L. Pada lebih dari 0,1 mg / L kulit, mata, insang dan internal
kerusakan organ dapat terjadi.. Padat
penebaran yang tinggi akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan ikan dalam
budidaya, karena terbatasnya ruang gerak ikan dan juga persaingan dalam
memperebutkan makanan dan oksigen dalam perairan. Kualitas perairan dalam
suatu perairan harus dikontrol terutama keberadaan ammoniak karena akan
mempengaruhi pertumbuhan ikan, karena keberadaan ammoniak yang tinggi akan
dapat menimbulkan tumbuhnya penyakit dan tentunya akan menghambat pertumbuhan
ikan atau udang.
|
Pengendalian
"amoniak" adalah masalah yang agak rumit dalam budidaya ikan.
Pengobatan yang dapat bekerja dalam keadaan lain bisa menjadi racun bagi
kehidupan ikan. Ikan sangat sensitif terhadap perubahan mendadak dalam yang
terjadi di air. Menghapus amonia harus dilakukan tanpa secara dramatis
mengubah pH dan paling baik dilakukan tanpa menggunakan zat aditif kimia
yangkeras.
Amonia tingkat di
tambak dapat dikendalikan secara efektif melalui penggunaan enzim dan
bakteri .
"Enzim"
adalah rantai protein kompleks. Seperti protein biasa, mereka dibangun dalam
pengaturan rantai dari asam amino . Apa yang membedakan enzim dari protein
biasa adalah bahwa mereka mengkatalisis reaksi tertentu. Enzim akan bereaksi
dengan substrat pada tingkat molekuler dan membentuk produk baru.
Faktor
pembeda lain yang membuat enzim sehingga cocok untuk budidaya adalah bahwa
setiap jenis enzim hanya akan bereaksi dengan satu jenis substrat. Hal ini
memungkinkan untuk menargetkan masalah air tertentu melalui penggunaan enzim
- cukup pilih substrat yang ingin Anda hapus dan membawanya ke dalam kontak
dengan enzim yang sesuai.
Enzim
yang berbeda dapat digunakan dalam kombinasi dengan satu sama lain. Mereka
hanya akan bereaksi terhadap substrat masing-masing dan oleh karena itu
sangat stabil dalam solusi atau bubuk. Hal ini memungkinkan untuk mengobati
berbagai masalah air dengan satu aplikasi produk.
Menggunakan
Bakteri dan Enzim Bersama
Kelemahan
satu ke pendekatan menggunakan enzim adalah bahwa mereka tidak akan
memperbaharui diri. Enzim adalah kimia di alam sehingga mereka tidak mampu
mereproduksi.
Kelemahan
ini bisa, bagaimanapun, dapat diatasi dengan pasangan enzim berbasis
pengobatan disertai penggunaan bakteri . Bakteri dapat
bereproduksi dan secara aktif dapat mengkonsumsi jumlah yang berbeda zat
kontaminan berbasis nutrisi termasuk amonia.
Bakteri
tidak secepat-bertindak sebagai enzim. Mereka akan mengambil waktu untuk
menjadi mapan dalam air dan jangan mengalami beberapa masalah karena mereka
datang ke dalam persaingan dengan bakteri asli. Karena enzim bertindak lebih
cepat, menggunakan bakteri dalam kombinasi dengan enzim bakteri memberikan
dorongan yang sangat dibutuhkan, dan memungkinkan petambak untuk
menggabungkan manfaat langsung dan jangka panjang dari kedua produk.
Perawatan
bakteri menguntungkan secara substansial dari peningkatan DO biasanya dipasok
dari aerasi mekanik. Optimasi Oksigen terlarut seringkali sulit
dicapai karena tingkat pameran kolam air khas rendah oksigen ketika tingkat
amonia tinggi. Aerasi mekanik yang efisien dapat membantu dengan mencapai
tingkat jenuh oksigen dan juga dapat membantu dalam penyebaran gas amonia
bebas ke atmosfer.
Bakteri
memiliki fungsi baik aerobik maupun anaerobik. Ketika mengobati limbah dalam
air kolam, adalah lebih baik dengan cara aerobik. Untuk memastikan fungsi
bakteri aerobik, aerasi dianjurkan. Aerasi juga memiliki efek membawa bakteri
dan enzim di seluruh kolom air dan membawa mereka ke dalam kontak
dengan kontaminan nutrisi mereka yang akhirnya diharapkan dapat dihilangkan oleh
bakteri ini.
Melalui
perawatan berbasis enzim dan bakteri, banyak tambak memerlukan
sedikit atau tidak ada aplikasi dari bahan kimia. Baik bakteri atau enzim
akan menyebabkan perubahan signifikan dalam pH dan dengan demikian kolam
tidak akan memerlukan perawatan pH. Dalam kombinasi, bakteri dan enzim adalah
solusi untuk mengendalikan amonia dan masalah gizi lainnya.
|
Sabtu, 30 Januari 2016
Pengendalian Amonia
Jumat, 22 Januari 2016
PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL
PARTICIPATORY
RURAL APPRAISAL
(Kajian Keadaan
Pedesaan Secara Partisipatif)
Kajian Keadaan Pedesaan secara Partisipatif adalah salah
satu tahap dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf
hidupnya. Proses pemandirian atau Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari beberapa
tahapan yaitu, Kajian Keadaan Pedesaan oleh Masyarakat, Pengembangan Kelompok,
Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan dan Monitoring dan Evaluasi.
Kajian Keadaan Pedesaan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan dan percaya diri masyarakat dalam mengidentifikasi serta menganalisa
situasinya, baik potensi maupun permasalahannya. Ini sangat berbeda dengan
pendekatan 'top-down' . Dalam pendekatan ini, lembaga menentukan apa
yang akan dikerjakan dalam suatu wilayah. Masyarakat diikutkan tanpa diberikan
pilihan. Dalam Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif justru masyarakat
memanfaatkan informasi dan hasil kajian mereka sendiri untuk mengembangkan
rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri.
Keluaran Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah
gambaran tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, potensi serta
peluang pengembangan. Hasil ini merupakan dasar untuk tahapan proses
Pemberdayaan Masyarakat berikut, yaitu pembentukan dan pengembangan kelompok
serta penyusunan dan pelaksanaan rencana kegiatan oleh masyarakat. Hasil Kajian
Keadaan Pedesaan Partisipatif juga dapat digunakan oleh instansi yang
berkepentingan untuk mengembangkan pelayanan serta program yang lebih tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat.
Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif dilakukan oleh
masyarakat dan difasilitasi atau didampingi oleh Tim Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Kajian
Partisipatif diberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berdiskusi dan
berbagi pengalaman dan pengetahuannya.
Pendekatan yang
dipakai untuk mengkaji keadaan pedesaan sacara partisipatif, adalah 'Participatory
Rural Appraisal' atau 'PRA'. PRA ini adalah 'sekumpulan teknik dan alat
yang mendorong masyarakat Pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan
menganalisa pengetahuannya mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar
mereka dapat membuat rencana dan tindakan'(Chambers). PRA
mengutamakan masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk
memiliki peran dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pengembangan.
Teknik dan alat PRA berupa visual
(gambar, tabel, bentuk) yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan
sebagai media diskusi masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta
lingkungannya. Kualitas informasi yang digali dengan PRA biasanya tinggi, namun
kuantitatif kadang-kadang kurang tepat. Walaupun kita tidak tahu apakah
informasi seratus persen benar, yang penting bahwa informasi itu cenderung mendekati
kebenaran.
Tahapan-tahapan
dalam proses kajian keadaan pedesaan partisipatif meliputi:
A.
Persiapan desa bersama wakil
masyarakat
1.
Menentukan tempat dan
waktu;
2.
Koordinasi dengan
pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat
3.
Mengumumkan kepada
mayarakat;
4.
Persiapan akomodasi dan
konsumsi serta dana yang diperlukan;
B.
Persiapan dalam tim
5.
Menentukan bahan
pendukung dan media;
6.
Menentukan informasi
yang akan dikaji;
7.
Menentukan teknik PRA
yang ingin dipakai;
8.
Membagi peran dalam
Tim PM;
C.
Melakukan kajian keadaan kegiatan PRA:
9.
Berbagi pengalaman
dan pengetahuan
10.
Analisa pengalaman
dan pengetahuan
11.
Menyimpulkan
D.
Pengumpulan dan
perumusan hasil PRA (pelaporan) Lokakarya/Musyawarah Masyarakat:
12.
Mempresentasi semua
hasil PRA;
13.
Mendiskusikan kembali
dengan masyarakat untuk mempertajam temuan;
14.
Penyusunan hasil
akhir analisa kajian potensi, kesempatan, masalah dan kemungkinan pengembangan
program oleh masyarakat.
Waktu pelaksanaan
disesuaikan dengan keadaan setempat dan keinginan masyarakat. PRA dapat
dilaksanakan dalam bentuk 'Lokakarya' (misalnya selama 5 hari terus menerus)
atau dalam beberapa tahap (misalnya satu hari seminggu selama 2 bulan).
PRA tidak mudah
untuk dilakukan karena masih sering ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh
dan perlu digurui. Untuk itu fasilitator perlu sikap hati rendah serta
kesediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat
sebagai pelaksana dan nara sumber utama dalam memahami keadaannya.
Kegiatan Kajian
Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah dasar untuk Pembentukan Kelompok serta
Penyusunan Rencana Kegiatan Kelompok. Berdasarkan masalah dan kebutuhan yang
dihadapi oleh masyarakat, dapat dikembangkan kegiatan untuk memecahkan masalah
tersebut. Sering kali, dibentuk kelompok yang memudahkan pencapaian tujuan
bersama. Kelompok juga berfungsi sebagai kelompok belajar.Kajian Keadaan
Pedesaan Partisipatif atau PRA sering memanfaatkan teknik-teknik visualisasi
(pembuatan gambar) untuk mendukung analisa masyarakat terhadap keadaan mereka.
Diharapkan bahwa Tim Fasilitator menyesuaikan pilihan teknik yang akan
digunakan dengan keadaan dan dinamika setempat. Kalau ada
pengalaman tentang teknik-teknik lain yang berguna, silahkan memanfaatkannya.
Kajian Keadaan
Pedesaan Partisipatif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan percaya diri
masyarakat dalam mengidentifikasi serta menganalisa situasinya, baik potensi
maupun permasalahannya. Masyarakat memanfaatkan informasi dan hasil analisa
sendiri untuk mengembangkan rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri.
Dalam hal ini juga diharapkan masyarakat mampu menyampaikan hasil
perencanaannya kepada instansi terkait yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut.
Kajian Keadaan
Pedesaan Partisipatif adalah tahap pertama dalam siklus pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat. Setelah kajian, masyarakat akan masuk tahap
perencanaan kemudian pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi. Setelah itu,
mereka lanjutkan dengan mengkaji ulang sebagai dasar untuk rencana baru.
Keluaran Kajian
Keadaan Pedesaan adalah gambaran tentang:
- potensi sumber daya alam yang dimiliki masyarakat,
termasuk sistem usaha;
- potensi sosial
masyarakat;
- potensi
perekonomian masyarakat;
- potensi lembaga
atau kelompok kegiatan yang ada, latar belakangnya, strukturnya,
kegiatannya dan lain-lain (termasuk lembaga pelayanan, baik pemerintah
maupun non-pemerintah);
- masalah-masalah
masyarakat;
- prioritas dan
penyebab masalah;
- peluang-peluang
pengembangan.
Hasil ini merupakan dasar untuk tahapan proses Pemberdayaan
Masyarakat berikut yaitu pembentukan dan pengembangan kelompok dan penyusunan
dan pelaksanaan rencana kegiatan oleh masyarakat.
Konsep
Dasar PRA
PRA terdiri dari sekumpulan teknik atau alat yang dapat
dipakai untuk mengkaji keadaan pedesaan. Teknik ini berupa visual (gambar,
tabel, bentuk) yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai
media diskusi masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta lingkungannya.
Beberapa teknik yang terkenal meliputi:
- Pemetaan desa
- Kalender musim
- Transek
(penelusuran desa)
- Diagram Venn
(bagan hubungan kelembagaan)
- Bagan perubahan
dan kecenderungan
- Diagram alur
- Diagram kegiatan
harian (daily routine)
TRIANGULASI
Dalam kajian informasi tidak semua sumber informasi senantiasa
bisa dipercaya ketepatannya. Untuk mendapatkan informasi yang benar bisa
diandalkan dengan menggunakan prinsip 'triangulasi' informasi, yaitu
pemeriksaan dan periksa ulang, melalui:
- Keragaman Teknik
PRA
Setiap teknik PRA punya kelebihan dan kekurangan. Tidak
semua informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam satu teknik PRA dapat
dipercaya. Melalui teknik-teknik lain, informasi tersebut dapat dikaji ulang
untuk melihat apakah benar dan tepat.
Karenanya kita perlu melihat bagaimana teknik-teknik PRA
dapat saling melengkapi, sesuai proses belajar yang diinginkan dan cakupan
informasi yang dibutuhkan.
- Keragaman Sumber Informasi
Masyarakat selalu memiliki bentuk hubungan yang kompleks dan
memiliki berbagai kepentingan yang sering berbeda bahkan bertentangan.
Informasi yang berasal dari sumber tunggal atau terbatas tidak jarang diwarnai
oleh kepentingan pribadi. Karena itu sangat perlu mengkaji silang informasi
dari sumber informasi yang berbeda. Dalam melaksanakan PRA perlu diperhatikan bahwa
tidak didominasi oleh beberapa orang atau elit desa saja tetapi melibatkan
semua pihak, termasuk yang termiskin dan wanita. Sumber Informasi lain juga
dapat dimanfaatkan seperti sumber sekunder yang berada di desa.
- Keragaman Latar belakang Tim
Fasilitator
Fasilitator PRA biasanya punya latar belakang atau keahlian
khusus. Selalu ada resiko bahwa dia mengutamakan 'keahlian' dia sendiri (bias),
walaupun sering kali kami tidak sadar. Untuk menghindari bahwa kepentingan
fasilitator akan menentukan temuan PRA, lebih baik membentuk Tim
'multi-disiplin' atau 'Polivalen', yaitu suatu tim yang terdiri dari orang
dengan latar belakang, keahlian, jenis kelamin yang berbeda.
Prinsip-prinsip
PRA
- Prinsip
mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan)
- Prinsip
pemberdayaan (penguatan) masyarakat
- Prinsip
masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator
- Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
- Prinsip santai
dan informal
- Prinsip
triangulasi
- Prinsip
mengoptimalkan hasil
- Prinsip
orientasi praktis
- Prinsip
keberlanjutan dan selang waktu
- Prinsip belajar
dari kesalahan
- Prinsip terbuka
Peran orang atau tim luar, yang berasal dari lembaga atau
instansi, terbatas sebagai fasilitator proses PRA. Hal ini tidak mudah untuk
dilakukan karena masih sering ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh dan
perlu digurui. Untuk itu perlu sikap rendah hati serta kesediaan untuk belajar
dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai pelaksana dan nara
sumber utama dalam memahami keadaannya.
Rabu, 20 Januari 2016
MEMBUAT KOMUNIKASI EFEKTIF
MEMBUAT KOMUNIKASI EFEKTIF
Penyuluh perikanan dalam tugasnya sehari-hari dituntut untuk bisa
melakukan komunikasi yang efektif dengan para pelaku utama perikanan dan juga
kepada masyarakat lain yang berhubungan dengan usaha perikanan, maupun dengan anggota
masyarakat yang lainnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik sangat dibutuhkan
untuk mendukung keberhasilan penyampaian suatu informasi kepada masyakat. Pada
tulisan ini akan saya sampaikan mengenai permasalahan komunikasi yang pada
permulaannya dimulai dengan pengertian dasar komunikasi.
I. DASAR –
DASAR KOMUNIKASI
A. Mengapa manusia
melakukan komunikasi?
• Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan
sesamanya dan dilakukan melalui komunikasi.
• Hasrat dan upaya manusia untuk mengontrol dan beradaptasi dengan
lingkungan.
• Upaya manusia untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain.
• Upaya manusia untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan
keseimbangan dalam masyarakat.
B. Pengertian komunikasi
Pengertian Komunikasi :
• Pengiriman atau tukar menukar informasi, ide (Oxford Dictionary)
• Proses lewatnya informasi dan pengertian dari seseorang kepada
orang lain (Keith Davis)
• Proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti (Phil
Astrid Susanto)
• Proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba
pada saling pengertian yang dalam (Rogers & Kincaid, 1981).
• Proses dimana suatu ide dialirkan dari sumber kepada satu penerima
atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Rogers, 1986).
• Proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan
dengan mengggunakan media dan cara penyampaian informasi yang dipahami oleh
kedua pihak serta saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan secara
simbolis (Marpaung dan Renaldi, 2001)
• Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu dan untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Onong
Uchjana Effendy)
• Komunikasi sebagai kombinasi skill, science dan art (Severin dan Tankard
(1992)
Dalam ”Oxford
Dictionary” (terbitan Oxford University press, tahun 1956) kita dapati bahwa
yang dimaksud dengan komunikasi adalah ”The sending or exchange of information
, idea, etc.” yang artinya “pengiriman atau tukar –menukar informasi, ide, dan
sebagainya”.
Selanjutnya
Keith Davis dalam bukunya ”Human relation at work” menyebutkan ”Communication
is the process of passing information and understanding from one
person to another”. Artinya adalah proses lewatnya informasi dan pengertian
dari seseorang kepada orang lain.
Sedangkan
Phil Astrid Susanto dalam bukunya ”komunikasi dalam teori dan praktek”
menyebutkan ”komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang
mengandung arti”.
Dari
pendapat para ahli tersebut kita dapat merumuskan bahwa ”komunikasi adalah
penyampaian pengertian dari seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan
lambang-lambang dan penyampaian tersebut merupakan suatu proses”.
Komunikasi
adalah proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan media dan cara penyampaian informasi yang difahami oleh kedua
pihak, serta saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan secara
simbolik, sedangkan teknik komunikasi efektif adalah merupakan keterampilan dan
kemampuan inter disipliner yang harus dikuasai oleh setiap orang khususnya
dalam mewujudkan misi pelayanannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat
C. Tujuan Komunikasi
Dipandang
dari segi manfaat atau keuntungan komunikasi dapat memiliki beberapa tujuan di
antaranya adalah:
• Informative -> memberikan informasi (pendekatan pada pikiran : gagasan,
informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya)
• Persuasive -> menggugah perasaan (pendekatan pada emosi : keyakinan,
kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dll)
• Entertainment -> menghibur
• Mengubah sikap/perilaku (to change the behavior)
• Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
• Mengubah masyarakat (to change the society)
Dalam
berkomunikasi kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Dalam melakukan proses
komunikasi kepada masyarakat perikanan kita berbicara dengan pelaku utama
beserta keluarganya. Kalau berbicara harus jelas apa tujuaannya. Demikian pula
dalam hal komunikasi melalui bahan-bahan tulisan seperti poster, folder,
pamplet, dan sebagainya, tujuannya harus jelas. Kejelasan tujuan sangat penting
dalam berkomunikasi. Tanpa tujuan yang jelas, sulit bagi kita untuk
mengharapkan respon yang benar dari proses komunikasi.
Tujuan
komunikasi yang jelas mengandung beberapa dimensi dan dimensi tersebut dapat
dilihat dari segi: (1) Siapa dan (2) Bagaimana.
1. Siapa
Dalam
hal siapa yang berkomunikasi terdapat dua dimensi sebagai pelaku dalam
komunikasi, yaitu sumber (pengirim) dan penerima. Tujuan berkomunikasi dari
kedua dimensi ini harus relevan, agar dapat terjadi komunikasi yang efektif.
Tujuan si pengirim dan si penerima pesan harus berkaitan, artinya dalam
melakukan kegiatan penyuluhan perikanan tujuan penyuluh harus berkaitan dengan
tujuan orang yang disuluh (sasaran) yaitu pelaku utama bidang perikanan dan
keluarganya. Pada saat kita akan datang berkunjung kepada sasaran, tujuan
kedatangan kita harus diberitahukan sebelumnya agar mereka tahu tentang tujuan
kita dan hubungannya dengan tujuan mereka.
Penjelasan
tentang tujuan komunikasi ini pun penting dalam setiap kegiatan komunikasi,
seperti dalam surat menyurat, menulis artikel dan sebagainya. tujuannya harus
dikemukakan lebih dahulu dengan jelas.
Dalam
komunikasi, kita mengenal dua jenis penerima atau sasaran, yaitu: sasaran yang
direncanakan (intended receiver) dan sasaran yang tidak
direncanakan (unintended receiver).
Jika
kita menulis sesuatu misalnya tentang teknologi budidaya ikan nila, maka
pada diri kita harus sudah terbayang siapa sasaran yang dimaksud (intended)
misalnya para pembudidaya dan keluarganya. Apakah tulisan tersebut akan dibaca
oleh orang lain yang bukan kita maksudkan (unintended) yaitu bukan
pembudidaya, tidak menjadi soal, yang penting informasi atau pesan (message)
yang kita sampaikan harus sesuai dengan keadaan/kebutuhan sasaran utama yang
kita programkan.
Dalam
berkomunikasi dengan sasaran melalui tulisan ataupun lisan setiap penyuluh
harus selalu sadar akan sasaran utama (intended) tersebut dan jangan
terpengaruh oleh yang bukan sasaran (ununtended). Dengan kata
lain penyuluh harus memperhatikan tujuan sasaran yang disuluh. Penyuluhan diusahakan
agar mencapai sasaran, sehingga dapat memusatkan tujuan yang sesuai keinginan
penyuluh, sehingga dengan demikian tujuan pengirim berkaitan dengan tujuan
sasaran.
2. Bagaimana
Dalam
tujuan komunikasi harus jelas efek (hasil) yang yang dikehendaki,
baik oleh sumber/pengirim maupun oleh sasaran/penerima (pelaku utama dan
keluarganya). Kita berkomunukasi bukan hanya sekedar menyampaikan pesan tapi
mengharapkan kelanjutannya. Bila kita mengirim surat, kita tidak puas
dengan mengirim dan hanya sekedar tiba di alamat saja, akan tetapi kita
mengharapkan respons atau balasan dari si penerima.
Lebih
jauh dari itu, setelah surat tersebut dibalas kita pun mengharapkan
lanjutannya, dan tindakan-tindakan lain sesuai tujuan yang diharapkan. Sebagai
penyuluh perikanan selalu punya keinginan agar apa yang disuluhkan dapat
dilaksanakan atau diterapkan oleh pelaku utama beserta keluarganya.
Hal
yang harus selalu kita ingat adalah memikirkan tentang apa yang dikehendaki
oleh sasaran, yaitu hasil apa yang mereka harapkan dari berkomunikasi dengan
penyuluh tersebut. Akan tetapi kalau hal tersebut ditanyakan kepada mereka
mungkin mereka tidak akan membawanya, hal ini bukan karena mereka tidak
mempunyai harapan.
Sekarang
persoalannya ialah bagaimana agar pada saat berkomunikasi dengan orang lain,
mereka akan mau memperhatikan dengan sebaik-baiknya? Salah satu cara adalah
dengan memperhitungkan dan memperhatikan dengan sebaik-baiknya dengan harapan
dan keinginan mereka. Hal ini tentu merupakan pekerjaan yang tidak gampang,
akan tetapi setiap penyuluh harus berusaha dan harus mampu mengorek dan
menganalisis keinginan dan harapan-harapan dari sasaran yang akan diajak
berkomunikasi dalam penyuluhan perikanan.
Kita
ambil suatu contoh, misalnya kita menghadapi seorang pembudidaya yang sedang
bingung memikirkan ikan nila yang sedang dipelihara di kolamnya terancam hama
penyakit (belum menyerang), pembudidaya tersebut cemas, khawatir bila hama-hama
penyakit betul-betul menyerang ikannya maka panennya akan gagal. Dalam situasi
yang demikian wajar kalau pembudidaya sangat mengharapkan bantuan untuk
mencegah serangan hama penyakit ikan yang dipeliharanya.
Dengan
demikian pada keadaan tersebut bila tenaga pendamping/penyuluh berbicara
tentang hama penyakit ikan nila dan cara-cara pemberantasannya, maka
pembudidaya akan menunjukkan respons yang baik terhadap pembicaraan tenaga
pendamping/penyuluh tersebut. Berbeda halnya seandainya penyuluh berbicara soal
tunggakan kredit usahanya, maka mungkin pembudidaya tersebut tidak akan memperhatikan
sama sekali pembicaraan penyuluh karena hal tersebut bukan merupakan harapan
dan keinginan dari pelaku utama pada saat tersebut.
Selasa, 19 Januari 2016
Pengantar Konsep dan Aplikasi Bioremediasi dalam Aquaculture
Pengantar Konsep dan Aplikasi
Bioremediasi dalam Aquaculture
Produksi aquaculttur terus
meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan merupakan sektor produksi pangan
paling cepat berkembang dan telah menjadi komponen yang berharga dari
pembangunan nasional dan program pengentasan kemiskinan di banyak daerah di
dunia. Pada saat perikanan tangkap leveling off, produksi perikanan budidaya
terus meningkat. Peningkatan produksi terbesar di negara-negara berkembang di
mana sekitar 93 persen dari produksi perikanan budidaya berasal. Hal ini pernah
dianggap sebagai praktik yang ramah lingkungan karena polikultur dan sistem
terpadu pertanian berdasarkan pemanfaatan optimal sumber daya pertanian,
termasuk limbah pertanian. Peningkatan produksi ikan sedang dicapai oleh
perluasan lahan dan air di bawah budaya dan penggunaan teknologi pertanian yang
lebih intensif dan modern yang melibatkan penggunaan yang lebih tinggi dari
input seperti air, pupuk pakan, dan bahan kimia. Akibatnya, budidaya sekarang
dianggap sebagai pencemar potensi lingkungan air dan penyebab degradasi lahan
basah.
Apa Bioremediasi?
Bioremediasi terdiri dari
menggunakan organisme hidup (bakteri, jamur, actinomycetes, cyanobacteria, dan
pada tingkat lebih rendah, tanaman) untuk mengurangi atau menghilangkan zat
beracun. Organisme ini dapat terjadi secara alami atau dikembangkan di
laboratorium. Kondisi fisik, kimia dan biologi dari lingkungan budidaya
memiliki berpengaruh pada udang karena lingkungan ini bisa mengeluarkan racun
seperti hidrogen sulfida, amonia dan karbon dioksida yang bisa menyebabkan
stres dan akhirnya penyakit. Limbah yang diproduksi di budidaya ikan berbeda
dalam kualitas dan kuantitas tergantung pada jenis ikan dan praktek teknologi
yang diadopsi. Limbah dalam budidaya ikan dapat dikategorikan sebagai
sisa makanan dan kotoran, sisa produk metabolisme, limbah pupuk yang berasal
dan limbah yang dihasilkan selama moulting dan ganggang yang mati. Pendekatan
saat ini untuk meningkatkan kualitas air dalam budidaya ikan adalah aplikasi
mikroba / enzim ke kolam yang dikenal sebagai 'bioremediasi'. Ketika organisme
makro dan mikro dan / atau produk mereka digunakan sebagai aditif untuk
meningkatkan kualitas air, mereka disebut sebagai bioremediators atau agen
bioremediating. Upaya terbaru yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas air
dalam akuakultur adalah aplikasi probiotik dan enzim ke kolam dikenal sebagai
bioremediasi, yang melibatkan manipulasi mikroorganisme di tambak untuk
meningkatkan mineralisasi bahan organik dan menyingkirkan senyawa limbah yang
tidak diinginkan.
Organic Detritus & Bioremediasi
Bahan organik terlarut dan
tersuspensi terutama rantai karbon tersedia berlimpah bagi mikroba dan
ganggang. Sebuah bioremediasi yang baik harus mengandung mikroba yang mampu
secara efektif membersihkan limbah karbon (bahan organik) dari air. Selanjutnya
akan sangat mendukung, ketika mikroba berkembang biak dengan cepat dan memiliki
kemampuan enzimatik yang baik. Anggota dari genus Bacillus seperti Bacillus
subtilis , B . licheniformes , B . cereus , B
. coagulans dan spesies Phenibacillus polymyxa adalah contoh yang
baik dari bakteri yang cocok untuk bioremediasi detritus organik. Namun, mereka
tidak biasanya hadir dalam jumlah yang diperlukan dalam kolom air, dimana
habitat alami mereka ada di sedimen. Ketika strainBacillus tertentu
ditambahkan ke air dalam jumlah yang cukup, mereka dapat membuat dampak bagi
air kolam. Mereka dapat merombak bahan organik berbahaya yang ada, seperti sisa
pakan yang tidak termakan dan kotoran udang. Sebagai bagian dari
bio-augmentasi, penggunaan Bacillus dapat diproduksi, dicampur dengan
pasir atau tanah liat dan disiramkan di dasar tambak. Lactobacillus juga
digunakan bersama dengan Bacillus untuk memecah detritus organik.
Bakteri ini menghasilkan berbagai enzim yang memecah protein dan pati dengan
molekul kecil, yang kemudian diambil sebagai sumber energi oleh organisme lain.
Hilangnya senyawa organik yang besar bisa mengurangi kekeruhan air kolam.
Senyawa nitrogen & Bioremediasi
Penggunaan nitrogen yang
melebihi kapasitas kemampuan kolam dapat menyebabkan penurunan kualitas air
melalui akumulasi senyawa nitrogen (ammonia dan nitrit) yang dapat menyebabkan
keracunan untuk ikan dan udang. Nitrifikasi Bakteriologis adalah metode
yang paling praktis untuk menghilangkan amonia dari sistem budidaya ikan
tertutup. Mikrobia oksidasi amonia yang dikenal ada lima genus Nitrosomonas,
Nitrosovibrio, Nitrosococcus, Nitrolobus dan Nitrospira . Nitrifikasi tidak
hanya menghasilkan nitrat tetapi juga mengubah pH terhadap berbagai
asam,sehingga menjadi zat yang tidak beracun. Sebagian besar tambak menumpuk
nitrat, karena tidak mengandung filter denitrifikasi. Filter denitrifikasi
membantu untuk mengubah nitrat menjadi nitrogen. Ini menciptakan sebuah wilayah
di mana anaerobik bakteri anaerob dapat tumbuh dan mengurangi nitrat menjadi
gas nitrogen.
Fosfor & Bioremediasi
P hosphor biasanya memiliki
keterbatasan dalam lingkungan air tawar. Setiap penyimpangan dari rasio NO 3
/ PO 4 yang normal diyakini tergantung pada yang mempengaruhi
tingkat nitrifikasi atau regenerasi bakteri fosfor,yang tersedia dalam organisme
terutama sebagai fosfolipid dan neucleoprotiens. Fosfor yang dihasilkan dari
senyawa organik sebagai PO 4 oleh bakteri tertentu yang menghasilkan
enzim seperti phosphotases dan phytases. Kelarutan phosphotases anorganik
terutama berhubungan dengan fungsi dari pH. Bakteri mampu membebaskan PO 4
dari senyawa ini melalui produksi asam organik dan mineral.
Hidrogen Sulfida (H 2 S) & Bioremediasi
S ulphur merupakan zat berbahaya bagi
budidaya ikan dan bila tidak terkontrol akan menyebabkan kematian pada ikan.
Dalam kondisi aerobik, sulfur organik terurai menjadi sulfida, yang pada
gilirannya akan teroksidasi menjadi sulfat. Sulfat sangat larut dalam air dan
secara bertahap menyebar dari sedimen. Sulfida oksidasi dimediasi oleh
mikroorganisme di sedimen, meskipun dapat terjadi dengan proses kimia murni.
Beban organik dapat merangsang produksi H 2 S dan pengurangan
keanekaragaman fauna bentik. Hidrogen sulfida dapat larut dalam air dan menjadi
penyebab kerusakan insang dan penyakit lainnya pada ikan. Tidak terionisasinya
H 2 S sangat beracun untuk ikan yang mungkin terjadi di perairan
alami maupun budidaya .
Bakteri fotosintetik bentik
yang menguraikan H 2 S di dasar tambak telah banyak digunakan dalam
budidaya ikan untuk menjaga lingkungan yang menguntungkan. Bakteri ini
mengandung bacterio-klorofil yang menyerap cahaya dan melakukan fotosintesis
dalam kondisi anaerobik. Mereka adalah bakteri sulfur ungu dan hijau yang
tumbuh di bagian anaerobik sedimen-air. Fotosintetik ungu non-belerang bakteri
dapat menguraikan bahan organik, H 2 S, NO 2 dan limbah
berbahaya dari kolam. Bakteri sulfur hijau dan ungu membagi H 2 S
untuk memanfaatkan panjang gelombang cahaya tidak diserap oleh fitoplankton
atasnya. Bakteri sulfur ungu dan hijau memperoleh mengurangi elektron dari H 2
S dengan biaya energi yang lebih rendah dari H 2 O membelah
photoautotrophs sehingga membutuhkan intensitas cahaya rendah untuk melakukan
fotosintesis.
Contoh-contoh umum dari
bakteri fotosintetik penting dalam akuakultur adalah Rhodospirillum, Rhodopseudomonas,
Chromatium, Thiocystis, Thiospirillum, Thiocapsa, Lamprocystis, Thiodictyon,
Thiopedia, Amoebobacter , Chlorobium, Prosthecochloris, Pelodictyon dan
Clathrochloris.
Penapisan Mikroba untuk Pemanfaatan sebagai Bioremediators
M icroorganisms baik gram positif dan
gram negatif telah diuji untuk keberhasilan mereka sebagai bioremediators dalam
akuakultur . Bacillus adalah organisme yang paling umum digunakan
diikuti oleh Aeromonas dan Pseudomonas. Bioremediators tersedia
secara komersial di pasar terutama mencakup Nitrifiers, bakteri Sulphur, Bacillus
sp . dan Pseudomonas sp.
Keuntungan Bioremediasi
·
bekerja pada berbagai senyawa organik dan anorganik
·
Dapat dilakukan di tempat, mudah untuk diterapkan dan dipelihara
·
Rendah biaya dibandingkan dengan metode pengobatan lain
·
Ramah lingkungan
·
Mengurangi jumlah limbah
Kekurangan dari Bioremediasi
·
Ini mungkin membutuhkan beberapa tahun untuk memulihkan dan tergantung
pada kondisi iklim
·
Terbatas untuk situs dengan kontaminasi dekat akar
·
Tanaman dipanen dapat diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya
·
Konsumsi tanaman terkontaminasi dapat membahayakan
·
Mungkin ada efek yang merugikan pada rantai makanan
Bermanfaat efek Probiotik
i.
Netralisasi toksin dan penekanan jumlah yang layak
ii.
Produksi senyawa antibakteri dan kompetisi untuk situs adhesi
iii.
Alternatif metabolisme mikroba, stimulasi kekebalan di host
iv.
Mempercepat dekomposisi sedimen dengan memproduksi asam organik
v.
Produksi hidrogen peroksida dan enzim
Penerapan Probiotik dalam Akuakultur
1. Untuk mengatur
mikroflora budidaya mikroorganisme air dan patogen.
2. Untuk meningkatkan
dekomposisi bahan organik yang tidak diinginkan dalam akuakultur air dan
memperbaiki lingkungan ekologi budidaya dengan meminimalkan gas beracun seperti
amonia, nitrit, dll hidrogen sulfida, metana
3. Untuk meningkatkan
populasi organisme makanan meningkatkan nilai gizi budidaya ikan dan
meningkatkan kekebalan ikan yang dibudidayakanterhadap mikroorganisme patogen.
4. Wabah penyakit dapat
dicegah.
Kesimpulan
Upaya sedang dilakukan
secara terus menerus untuk mengatasi dampak negatif sistem produksi pangan
termasuk budidaya terhadap lingkungan. Peran bakteri menguntungkan untuk
mengendalikan patogen akan menjadi penting dalam akuakultur, terutama dalam
terang meningkatnya jumlah strain resisten antibiotik bakteri. Pengelolaan
ekologi mikroba tambak adalah area di mana penelitian terapan dapat menyebabkan
temuan penting untuk meningkatkan produktivitas dan ramah lingkungan dari
industri tambak udang di seluruh dunia. Penggunaan bioremediators secara
bertahap akan meningkat dan keberhasilan budidaya di masa depan mungkin identik
dengan keberhasilan bioremediators yang, jika divalidasi melalui penyelidikan
ilmiah yang ketat dan digunakan secara bijak, mungkin terbukti menjadi
keuntungan bagi industri akuakultur
Saduran dari karya Ph. Lakshmi Chanu & Sagar
C. Mandal* berjudul Concepts of Bioremediation and its Application in
Aquaculture
Langganan:
Postingan (Atom)
DEMONSTRASI CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP
DEMONSTRASI CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP BUDIDAYA CACING SUTERA Pendahu...
-
Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau ...
-
Penanganan ikan di dalam palkah Tujuan penyimpanan atau penyimpanan ikan dengan suhu dingin (1°C sampai - 5°C) adalah untuk menghamb...
-
Klasifikasi dan Metode Bubu Dasar Pengertian Bubu Dasar Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang ...