Sabtu, 30 Januari 2016

Pengendalian Amonia

 Pengendalian Amonia

Budidaya ikan terutama budidaya ikan yang intensif (padat tebar yang sangat tinggi) selalu menghadapi kesulitan karena amonia . Mengontrol amonia adalah yang paling penting untuk budidaya karena tingkat amonia yang tinggi dapat memiliki efek merugikan yang dapat menyebabkan lebih tinggi daripada tingkat kematian ikan .Pengamatan kontrol kadar amonia memerlukan pemahaman dasar tentang bagaimana amonia dengan konsentrasi tinggi bisa terbentuk dan bagaimanahilangkannya.
Tentang Amonia
Amonia merupakan senyawa nitrogen bebas , lain nitrat dan nitrit. Di sungai dan danau alami, tingkat senyawa nitrogen bebas cenderung rendah.Amonia merupakan senyawa nitrogen bebas , lain nitrat dan nitrit. Amonia  merupakan  hasil  katabolisme  protein  yangdiekskresikan  oleh  organisme  dan  merupakan  salah  satu hasil dari  penguraian  zat organik  oleh  bakteri.  Amonia  di dalam  air terdapat  dalam  bentuk  tak terionisasi  (NH3)  atau bebas,  dan dalam  bentuk  terionisasi  (NH4)  atau ion amonium
Sebab utama kontaminasi  Nitrogen dan sumber utama amoniak dalam tambak adalah limbah ikan. Limbah ikan akan dipecah oleh bakteri heterotrofik, yang akhirnya menjadi amonia. Dalam lingkungan di mana tanaman hidup termasuk ganggang tidak disarankan, ada sedikit yang akan menyerap amonia dari air. Konsentrasi akan naik sampai ikan menjadi koma dan mati kecuali beberapa bentuk tindakan diambil untuk menghilangkan atau menurunkan kadarnya di air.
Tinggi Amonia Tingkat
Konsentrasi amonia yang tinggi di air dibuktikan dalam tambak dalam beberapa cara.
Ganggang cenderung berkembang banyak ketika ada senyawa nitrogen berlebihan bebas, membuat hijau air sebagai akibat dari kehadiran alga. Ikan dari kolam dengan amonia berlebih akan memiliki rasa yang buruk. Ikan akan rentan terhadap penyakit, mungkin tampak stres, dan angka kematian cenderung meningkat melebihi tingkat biasa. Akhirnya, kadar oksigen akan berkurang. Dari tingkat keparahan dari gejala di atas, sangat jelas bahwa amonia bukanlah masalah kimia air ringan melainkan ancaman utama terhadap produktivitas dan profitabilitas dari setiap budidaya ikanAmonia dihasilkan dari protein yang mengandung rantai asam amino, asam amino mengandung nitrogen – senyawa kimia berbahaya bagi ikan . Amonia dikatakan untuk hadir dalam makanan ikan dan limbah ikan.
kolam Alam dan danau kecil kemungkinannya untuk memiliki masalah amoniak karena volume tinggi air yang mengalir melalui. Tingkat amonia di tambak alami secara praktis nol. Namun, masalah amonia lebih sering terjadi di kolam buatan manusia dengan ikan terlalu banyak dan lingkungan alami.
pemberian pakan yang berlebiahan  pada ikan dan udang dan filtrasi biologis yang tidak memadai dapat memperburuk masalah amoniak dalam tambak/kolam Ada dua jenis di kolam: amonia, yang berbahaya dan amonium, yang kurang beracun. Amonium biasanya mengkonversi menjadi amonia dan ion hidrogen dan sebaliknya. Ketika ini terjadi, pH air kolam dan perubahan suhu keseimbangan kolam.
konsentrasi Amoniak dalam kondisi pH yang stabil masih bisa melampiaskan malapetaka di kolam Anda, terutama jika suhu air tinggi. kolam dengan tingkat pH 9, terutama mereka dengan volume besar kolam ganggang hijau menyebabkan, alkalinitas kekurangan. Akumulasi ganggang di kolam juga memicu fluktuasi tingkat pH kolam. Ini adalah tempat sterilisasi UV mengambil di untuk memerangi tingkat amonia berlebih dari kolam Anda.
 .
Berapa Banyak Amonia terlalu banyak?
Sebuah pertanyaan umum dengan kaitannya dengan tingkat amonia, "berapa banyak terlalu banyak?"
Hal ini sebenarnya agak rumit untuk menjawab pertanyaan karena ada perbedaan besar dalam konsentrasi amonia bahwa spesies ikan yang berbeda dapat menangani. Hal ini lebih rumit oleh kenyataan bahwa ada variasi yang signifikan dalam toksisitas tergantung pada pH suhu dan air.
Suhu yang lebih rendah dan lebih tinggi pH akan membuat tingkat yang lebih rendah dari amonia beracun untuk ikan. Ikan tertentu sangat rentan terhadap kadar amonia tinggi dan akan tetapi spesies ikan lain dapat mentolerir.
Untuk spesies ikan air tawar kisaran 0,53-22,8 mg / L umumnya dianggap sebagai beracun, tapi masalah akan mulai terjadi dari jumlah yang lebih besar dari 0,1 mg / L. Pada lebih dari 0,1 mg / L kulit, mata, insang dan internal kerusakan organ dapat terjadi.. Padat penebaran yang tinggi akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan ikan dalam budidaya, karena terbatasnya ruang gerak ikan dan juga persaingan dalam memperebutkan makanan dan oksigen dalam perairan. Kualitas perairan dalam suatu perairan harus dikontrol terutama keberadaan ammoniak karena akan mempengaruhi pertumbuhan ikan, karena keberadaan ammoniak yang tinggi akan dapat menimbulkan tumbuhnya penyakit dan tentunya akan menghambat pertumbuhan ikan atau udang.
Pengendalian "amoniak" adalah masalah yang agak rumit dalam budidaya ikan. Pengobatan yang dapat bekerja dalam keadaan lain bisa menjadi racun bagi kehidupan ikan. Ikan sangat sensitif terhadap perubahan mendadak dalam yang terjadi di air. Menghapus amonia harus dilakukan tanpa secara dramatis mengubah pH dan paling baik dilakukan tanpa menggunakan zat aditif kimia yangkeras.
Amonia tingkat di tambak dapat dikendalikan secara efektif melalui penggunaan enzim dan bakteri .
"Enzim" adalah rantai protein kompleks. Seperti protein biasa, mereka dibangun dalam pengaturan rantai dari asam amino . Apa yang membedakan enzim dari protein biasa adalah bahwa mereka mengkatalisis reaksi tertentu. Enzim akan bereaksi dengan substrat pada tingkat molekuler dan membentuk produk baru.
Faktor pembeda lain yang membuat enzim sehingga cocok untuk budidaya adalah bahwa setiap jenis enzim hanya akan bereaksi dengan satu jenis substrat. Hal ini memungkinkan untuk menargetkan masalah air tertentu melalui penggunaan enzim - cukup pilih substrat yang ingin Anda hapus dan membawanya ke dalam kontak dengan enzim yang sesuai.
Enzim yang berbeda dapat digunakan dalam kombinasi dengan satu sama lain. Mereka hanya akan bereaksi terhadap substrat masing-masing dan oleh karena itu sangat stabil dalam solusi atau bubuk. Hal ini memungkinkan untuk mengobati berbagai masalah air dengan satu aplikasi produk.
Menggunakan Bakteri dan Enzim Bersama
Kelemahan satu ke pendekatan menggunakan enzim adalah bahwa mereka tidak akan memperbaharui diri. Enzim adalah kimia di alam sehingga mereka tidak mampu mereproduksi. 
Kelemahan ini bisa, bagaimanapun, dapat diatasi dengan pasangan enzim berbasis pengobatan disertai penggunaan bakteri . Bakteri dapat bereproduksi dan secara aktif dapat mengkonsumsi jumlah yang berbeda zat kontaminan berbasis nutrisi termasuk amonia.
Bakteri tidak secepat-bertindak sebagai enzim. Mereka akan mengambil waktu untuk menjadi mapan dalam air dan jangan mengalami beberapa masalah karena mereka datang ke dalam persaingan dengan bakteri asli. Karena enzim bertindak lebih cepat, menggunakan bakteri dalam kombinasi dengan enzim bakteri memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan, dan memungkinkan petambak untuk menggabungkan manfaat langsung dan jangka panjang dari kedua produk.
Perawatan bakteri menguntungkan secara substansial dari peningkatan DO biasanya dipasok dari aerasi mekanik. Optimasi  Oksigen terlarut seringkali sulit dicapai karena tingkat pameran kolam air khas rendah oksigen ketika tingkat amonia tinggi. Aerasi mekanik yang efisien dapat membantu dengan mencapai tingkat jenuh oksigen dan juga dapat membantu dalam penyebaran gas amonia bebas ke atmosfer.
Bakteri memiliki fungsi baik aerobik maupun anaerobik. Ketika mengobati limbah dalam air kolam, adalah lebih baik dengan cara aerobik. Untuk memastikan fungsi bakteri aerobik, aerasi dianjurkan. Aerasi juga memiliki efek membawa bakteri dan enzim di seluruh kolom air dan  membawa mereka ke dalam kontak dengan kontaminan nutrisi mereka yang akhirnya diharapkan dapat dihilangkan oleh bakteri ini.
Melalui perawatan berbasis  enzim dan bakteri, banyak tambak memerlukan sedikit atau tidak ada aplikasi dari bahan kimia. Baik bakteri atau enzim akan menyebabkan perubahan signifikan dalam pH dan dengan demikian kolam tidak akan memerlukan perawatan pH. Dalam kombinasi, bakteri dan enzim adalah solusi untuk  mengendalikan amonia dan masalah gizi lainnya.




Jumat, 22 Januari 2016

PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL



PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL

(Kajian Keadaan Pedesaan Secara Partisipatif)
                                                      
Kajian Keadaan Pedesaan secara Partisipatif adalah salah satu tahap dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Proses pemandirian atau Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari beberapa tahapan yaitu, Kajian Keadaan Pedesaan oleh Masyarakat, Pengembangan Kelompok, Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan dan Monitoring dan Evaluasi.
Kajian Keadaan Pedesaan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan percaya diri masyarakat dalam mengidentifikasi serta menganalisa situasinya, baik potensi maupun permasalahannya. Ini sangat berbeda dengan pendekatan 'top-down' . Dalam pendekatan ini, lembaga menentukan apa yang akan dikerjakan dalam suatu wilayah. Masyarakat diikutkan tanpa diberikan pilihan. Dalam Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif justru masyarakat memanfaatkan informasi dan hasil kajian mereka sendiri untuk mengembangkan rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri.
Keluaran Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah gambaran tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, potensi serta peluang pengembangan. Hasil ini merupakan dasar untuk tahapan proses Pemberdayaan Masyarakat berikut, yaitu pembentukan dan pengembangan kelompok serta penyusunan dan pelaksanaan rencana kegiatan oleh masyarakat. Hasil Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif juga dapat digunakan oleh  instansi yang berkepentingan untuk mengembangkan pelayanan serta program yang lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi atau didampingi oleh Tim Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Kajian Partisipatif diberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pengetahuannya.
Pendekatan yang dipakai untuk mengkaji keadaan pedesaan sacara partisipatif, adalah 'Participatory Rural Appraisal' atau 'PRA'. PRA ini adalah 'sekumpulan teknik dan alat yang mendorong masyarakat Pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisa pengetahuannya mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan'(Chambers).  PRA mengutamakan masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pengembangan.
Teknik dan alat PRA berupa visual (gambar, tabel, bentuk) yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai media diskusi masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta lingkungannya. Kualitas informasi yang digali dengan PRA biasanya tinggi, namun kuantitatif kadang-kadang kurang tepat. Walaupun kita tidak tahu apakah informasi seratus persen benar, yang penting bahwa informasi itu cenderung mendekati kebenaran.
Tahapan-tahapan dalam proses kajian keadaan pedesaan partisipatif meliputi:
A.    Persiapan desa bersama wakil masyarakat
1.    Menentukan tempat dan waktu;
2.    Koordinasi dengan pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat
3.    Mengumumkan kepada mayarakat;
4.    Persiapan akomodasi dan konsumsi serta dana yang diperlukan;
B.    Persiapan dalam tim
5.    Menentukan bahan pendukung dan media;
6.    Menentukan informasi yang akan dikaji;
7.    Menentukan teknik PRA yang ingin dipakai;
8.    Membagi peran dalam Tim PM;
C.    Melakukan kajian keadaan kegiatan PRA:
9.    Berbagi pengalaman dan pengetahuan
10. Analisa pengalaman dan pengetahuan
11. Menyimpulkan
D.   Pengumpulan dan perumusan hasil PRA (pelaporan) Lokakarya/Musyawarah Masyarakat:
12. Mempresentasi semua hasil PRA;
13. Mendiskusikan kembali dengan masyarakat untuk mempertajam temuan;
14. Penyusunan hasil akhir analisa kajian potensi, kesempatan, masalah dan kemungkinan pengembangan program oleh masyarakat.
Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan keadaan setempat dan keinginan masyarakat. PRA dapat dilaksanakan dalam bentuk 'Lokakarya' (misalnya selama 5 hari terus menerus) atau dalam beberapa tahap (misalnya satu hari seminggu selama 2 bulan).
PRA tidak mudah untuk dilakukan karena masih sering ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh dan perlu digurui. Untuk itu fasilitator perlu sikap hati rendah serta kesediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai pelaksana dan nara sumber utama dalam memahami keadaannya.
Kegiatan Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah dasar untuk Pembentukan Kelompok serta Penyusunan Rencana Kegiatan Kelompok. Berdasarkan masalah dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat, dapat dikembangkan kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut. Sering kali, dibentuk kelompok yang memudahkan pencapaian tujuan bersama. Kelompok juga berfungsi sebagai kelompok belajar.Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif atau PRA sering memanfaatkan teknik-teknik visualisasi (pembuatan gambar) untuk mendukung analisa masyarakat terhadap keadaan mereka. Diharapkan bahwa Tim Fasilitator menyesuaikan pilihan teknik yang akan digunakan dengan keadaan dan dinamika setempat. Kalau ada pengalaman tentang teknik-teknik lain yang berguna, silahkan memanfaatkannya.
Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan percaya diri masyarakat dalam mengidentifikasi serta menganalisa situasinya, baik potensi maupun permasalahannya. Masyarakat memanfaatkan informasi dan hasil analisa sendiri untuk mengembangkan rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri. Dalam hal ini juga diharapkan masyarakat mampu menyampaikan hasil perencanaannya kepada instansi terkait yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah tahap pertama dalam siklus pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Setelah kajian, masyarakat akan masuk tahap perencanaan kemudian pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi. Setelah itu, mereka lanjutkan dengan mengkaji ulang sebagai dasar untuk rencana baru.
Keluaran Kajian Keadaan Pedesaan adalah gambaran tentang:
  1. potensi sumber daya alam yang dimiliki masyarakat, termasuk sistem usaha;
  2. potensi sosial masyarakat;
  3. potensi perekonomian masyarakat;
  4. potensi lembaga atau kelompok kegiatan yang ada, latar belakangnya, strukturnya, kegiatannya dan lain-lain (termasuk lembaga pelayanan, baik pemerintah maupun non-pemerintah);
  5. masalah-masalah masyarakat;
  6. prioritas dan penyebab masalah;
  7. peluang-peluang pengembangan.
Hasil ini merupakan dasar untuk tahapan proses Pemberdayaan Masyarakat berikut yaitu pembentukan dan pengembangan kelompok dan penyusunan dan pelaksanaan rencana kegiatan oleh masyarakat.
Konsep Dasar PRA
PRA terdiri dari sekumpulan teknik atau alat yang dapat dipakai untuk mengkaji keadaan pedesaan. Teknik ini berupa visual (gambar, tabel, bentuk) yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai media diskusi masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta lingkungannya. Beberapa teknik yang terkenal meliputi:
  1. Pemetaan desa
  2. Kalender musim
  3. Transek (penelusuran desa)
  4. Diagram Venn (bagan hubungan kelembagaan)
  5. Bagan perubahan dan kecenderungan
  6. Diagram alur
  7. Diagram kegiatan harian (daily routine)


TRIANGULASI
Dalam kajian informasi tidak semua sumber informasi senantiasa bisa dipercaya ketepatannya. Untuk mendapatkan informasi yang benar bisa diandalkan dengan menggunakan prinsip 'triangulasi' informasi, yaitu pemeriksaan dan periksa ulang, melalui:
  1. Keragaman Teknik PRA
Setiap teknik PRA punya kelebihan dan kekurangan. Tidak semua informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam satu teknik PRA dapat dipercaya. Melalui teknik-teknik lain, informasi tersebut dapat dikaji ulang untuk melihat apakah benar dan tepat.
Karenanya kita perlu melihat bagaimana teknik-teknik PRA dapat saling melengkapi, sesuai proses belajar yang diinginkan dan cakupan informasi yang dibutuhkan.         

  1. Keragaman Sumber Informasi
Masyarakat selalu memiliki bentuk hubungan yang kompleks dan memiliki berbagai kepentingan yang sering berbeda bahkan bertentangan. Informasi yang berasal dari sumber tunggal atau terbatas tidak jarang diwarnai oleh kepentingan pribadi. Karena itu sangat perlu mengkaji silang informasi dari sumber informasi yang berbeda. Dalam melaksanakan PRA perlu diperhatikan bahwa tidak didominasi oleh beberapa orang atau elit desa saja tetapi melibatkan semua pihak, termasuk yang termiskin dan wanita. Sumber Informasi lain juga dapat dimanfaatkan seperti sumber sekunder yang berada di desa.
                                                                         
  1. Keragaman Latar belakang Tim Fasilitator
Fasilitator PRA biasanya punya latar belakang atau keahlian khusus. Selalu ada resiko bahwa dia mengutamakan 'keahlian' dia sendiri (bias), walaupun sering kali kami tidak sadar. Untuk menghindari bahwa kepentingan fasilitator akan menentukan temuan PRA, lebih baik membentuk Tim 'multi-disiplin' atau 'Polivalen', yaitu suatu tim yang terdiri dari orang dengan latar belakang, keahlian, jenis kelamin yang berbeda.
Prinsip-prinsip PRA
  1. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan)
  2. Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat 
  3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator
  4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
  5. Prinsip santai dan informal
  6. Prinsip triangulasi
  7. Prinsip mengoptimalkan hasil
  8. Prinsip orientasi praktis 
  9. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu
  10. Prinsip belajar dari kesalahan
  11. Prinsip terbuka
Peran orang atau tim luar, yang berasal dari lembaga atau instansi, terbatas sebagai fasilitator proses PRA. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena masih sering ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh dan perlu digurui. Untuk itu perlu sikap rendah hati serta kesediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai pelaksana dan nara sumber utama dalam memahami keadaannya.





Rabu, 20 Januari 2016

MEMBUAT KOMUNIKASI EFEKTIF


MEMBUAT KOMUNIKASI EFEKTIF


Penyuluh perikanan dalam tugasnya sehari-hari dituntut untuk bisa melakukan komunikasi yang efektif dengan para pelaku utama perikanan dan juga kepada masyarakat lain yang berhubungan dengan usaha perikanan, maupun dengan anggota masyarakat yang lainnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan penyampaian suatu informasi kepada masyakat. Pada tulisan ini akan saya sampaikan mengenai permasalahan komunikasi yang pada permulaannya dimulai dengan pengertian dasar komunikasi.
I. DASAR – DASAR  KOMUNIKASI
A.   Mengapa manusia melakukan komunikasi?
   Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya dan dilakukan melalui komunikasi.
   Hasrat dan upaya manusia untuk mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan.
   Upaya manusia untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain.
   Upaya manusia untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dalam masyarakat.

B.   Pengertian komunikasi
Pengertian Komunikasi :
   Pengiriman atau tukar menukar informasi, ide (Oxford Dictionary)
   Proses lewatnya informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain (Keith Davis)
   Proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti (Phil Astrid Susanto)
   Proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang dalam (Rogers & Kincaid, 1981).
   Proses dimana suatu ide dialirkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Rogers, 1986).
   Proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan mengggunakan media dan cara penyampaian informasi yang dipahami oleh kedua pihak serta saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan secara simbolis (Marpaung dan Renaldi, 2001)
   Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu dan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Onong Uchjana Effendy)
   Komunikasi sebagai kombinasi skill, science dan art (Severin dan Tankard (1992)
Dalam ”Oxford Dictionary” (terbitan Oxford University press, tahun 1956) kita dapati bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah ”The sending or exchange of information , idea, etc.” yang artinya “pengiriman atau tukar –menukar informasi, ide, dan sebagainya”.
Selanjutnya Keith Davis dalam bukunya ”Human relation at work” menyebutkan ”Communication is the process of passing  information and  understanding from one person to another”. Artinya adalah proses lewatnya informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.
Sedangkan Phil Astrid Susanto dalam bukunya ”komunikasi dalam teori dan praktek” menyebutkan ”komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti”.
Dari pendapat para ahli tersebut kita dapat merumuskan bahwa ”komunikasi adalah penyampaian pengertian dari seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan lambang-lambang dan penyampaian tersebut merupakan suatu proses”.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dan cara penyampaian informasi yang difahami oleh kedua pihak, serta saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan secara simbolik, sedangkan teknik komunikasi efektif adalah merupakan keterampilan dan kemampuan inter disipliner yang harus dikuasai oleh setiap orang khususnya dalam mewujudkan misi pelayanannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat

C.   Tujuan Komunikasi
Dipandang dari segi manfaat atau keuntungan komunikasi dapat memiliki beberapa tujuan di antaranya adalah:
   Informative -> memberikan informasi (pendekatan pada pikiran : gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya)
   Persuasive -> menggugah perasaan (pendekatan pada emosi : keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dll)
   Entertainment -> menghibur
   Mengubah sikap/perilaku (to change the behavior)
   Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
   Mengubah masyarakat (to change the society)
Dalam berkomunikasi kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Dalam melakukan proses komunikasi kepada masyarakat perikanan kita berbicara dengan pelaku utama beserta keluarganya. Kalau berbicara harus jelas apa tujuaannya. Demikian pula dalam hal komunikasi melalui bahan-bahan tulisan seperti poster, folder, pamplet, dan sebagainya, tujuannya harus jelas. Kejelasan tujuan sangat penting dalam berkomunikasi. Tanpa tujuan yang jelas, sulit bagi kita untuk mengharapkan respon yang benar dari proses komunikasi.
Tujuan komunikasi yang jelas mengandung beberapa dimensi dan dimensi tersebut dapat dilihat dari segi:  (1) Siapa dan (2) Bagaimana.
1.    Siapa
Dalam hal siapa yang berkomunikasi terdapat dua dimensi sebagai pelaku dalam komunikasi, yaitu sumber (pengirim) dan penerima. Tujuan berkomunikasi dari kedua dimensi ini harus relevan, agar dapat terjadi komunikasi yang efektif. Tujuan si pengirim dan si penerima pesan harus berkaitan, artinya dalam melakukan kegiatan penyuluhan perikanan tujuan penyuluh harus berkaitan dengan tujuan orang yang disuluh (sasaran) yaitu pelaku utama bidang perikanan dan keluarganya. Pada saat kita akan datang berkunjung kepada sasaran, tujuan kedatangan kita harus diberitahukan sebelumnya agar mereka tahu tentang tujuan kita dan hubungannya dengan tujuan mereka.
Penjelasan tentang tujuan komunikasi ini pun penting dalam setiap kegiatan komunikasi, seperti dalam surat menyurat, menulis artikel dan sebagainya. tujuannya harus dikemukakan lebih dahulu dengan jelas.
Dalam komunikasi, kita mengenal dua jenis penerima atau sasaran, yaitu: sasaran yang direncanakan (intended receiver) dan sasaran yang tidak direncanakan  (unintended receiver).
Jika kita menulis  sesuatu misalnya tentang teknologi budidaya ikan nila, maka pada diri kita harus sudah terbayang siapa sasaran yang dimaksud (intended) misalnya para pembudidaya dan keluarganya. Apakah tulisan tersebut akan dibaca oleh orang lain yang bukan kita maksudkan (unintended) yaitu bukan pembudidaya, tidak menjadi soal, yang penting informasi atau pesan (message) yang kita sampaikan harus sesuai dengan keadaan/kebutuhan sasaran utama yang kita programkan.
Dalam berkomunikasi dengan sasaran melalui tulisan ataupun lisan setiap penyuluh harus selalu sadar akan sasaran utama (intended) tersebut dan jangan terpengaruh oleh yang bukan sasaran (ununtended). Dengan kata lain penyuluh harus memperhatikan tujuan sasaran yang disuluh. Penyuluhan diusahakan agar mencapai sasaran, sehingga dapat memusatkan tujuan yang sesuai keinginan penyuluh, sehingga dengan demikian tujuan pengirim berkaitan dengan tujuan sasaran.
2.    Bagaimana
Dalam tujuan komunikasi  harus jelas efek (hasil) yang  yang dikehendaki, baik oleh sumber/pengirim maupun oleh sasaran/penerima (pelaku utama dan keluarganya). Kita berkomunukasi bukan hanya sekedar menyampaikan pesan tapi mengharapkan kelanjutannya.  Bila kita mengirim surat, kita tidak puas dengan mengirim dan hanya sekedar tiba di alamat saja, akan tetapi kita mengharapkan respons atau balasan dari si penerima.
Lebih jauh dari itu, setelah surat tersebut dibalas kita pun mengharapkan lanjutannya, dan tindakan-tindakan lain sesuai tujuan yang diharapkan. Sebagai penyuluh perikanan selalu punya keinginan agar apa yang disuluhkan dapat dilaksanakan atau diterapkan oleh pelaku utama beserta keluarganya.
Hal yang harus selalu kita ingat adalah memikirkan tentang apa yang dikehendaki oleh sasaran, yaitu hasil apa yang mereka harapkan dari berkomunikasi dengan penyuluh tersebut. Akan tetapi kalau hal tersebut ditanyakan kepada mereka mungkin mereka tidak akan membawanya, hal ini bukan karena mereka tidak mempunyai harapan.
Sekarang persoalannya ialah bagaimana agar pada saat berkomunikasi dengan orang lain, mereka akan mau memperhatikan dengan sebaik-baiknya? Salah satu cara adalah dengan memperhitungkan dan memperhatikan dengan sebaik-baiknya dengan harapan dan keinginan mereka. Hal ini tentu merupakan pekerjaan yang tidak gampang, akan tetapi setiap penyuluh harus berusaha  dan harus mampu mengorek dan menganalisis keinginan dan harapan-harapan dari sasaran yang akan diajak berkomunikasi dalam penyuluhan perikanan.
Kita ambil suatu contoh, misalnya kita menghadapi seorang pembudidaya yang sedang bingung memikirkan ikan nila yang sedang dipelihara di kolamnya terancam hama penyakit (belum menyerang), pembudidaya tersebut cemas, khawatir bila hama-hama penyakit betul-betul menyerang ikannya maka panennya akan gagal. Dalam situasi yang demikian wajar kalau pembudidaya sangat mengharapkan bantuan untuk mencegah serangan hama penyakit ikan yang dipeliharanya.
Dengan demikian pada keadaan tersebut bila tenaga pendamping/penyuluh berbicara tentang hama penyakit ikan nila dan cara-cara pemberantasannya, maka pembudidaya akan menunjukkan respons yang baik terhadap pembicaraan tenaga pendamping/penyuluh tersebut. Berbeda halnya seandainya penyuluh berbicara soal tunggakan kredit usahanya, maka mungkin pembudidaya tersebut tidak akan memperhatikan sama sekali pembicaraan penyuluh karena hal tersebut bukan merupakan harapan dan keinginan dari pelaku utama pada saat tersebut.


Selasa, 19 Januari 2016

Pengantar Konsep dan Aplikasi Bioremediasi dalam Aquaculture


Pengantar Konsep dan Aplikasi Bioremediasi dalam Aquaculture 
 Produksi aquaculttur terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan merupakan sektor produksi pangan paling cepat berkembang dan telah menjadi komponen yang berharga dari pembangunan nasional dan program pengentasan kemiskinan di banyak daerah di dunia. Pada saat perikanan tangkap leveling off, produksi perikanan budidaya terus meningkat. Peningkatan produksi terbesar di negara-negara berkembang di mana sekitar 93 persen dari produksi perikanan budidaya berasal. Hal ini pernah dianggap sebagai praktik yang ramah lingkungan karena polikultur dan sistem terpadu pertanian berdasarkan pemanfaatan optimal sumber daya pertanian, termasuk limbah pertanian. Peningkatan produksi ikan sedang dicapai oleh perluasan lahan dan air di bawah budaya dan penggunaan teknologi pertanian yang lebih intensif dan modern yang melibatkan penggunaan yang lebih tinggi dari input seperti air, pupuk pakan, dan bahan kimia. Akibatnya, budidaya sekarang dianggap sebagai pencemar potensi lingkungan air dan penyebab degradasi lahan basah.
Apa Bioremediasi?
Bioremediasi terdiri dari menggunakan organisme hidup (bakteri, jamur, actinomycetes, cyanobacteria, dan pada tingkat lebih rendah, tanaman) untuk mengurangi atau menghilangkan zat  beracun. Organisme ini dapat terjadi secara alami atau dikembangkan di  laboratorium. Kondisi fisik, kimia dan biologi dari lingkungan budidaya memiliki berpengaruh pada udang karena lingkungan ini bisa mengeluarkan racun seperti hidrogen sulfida, amonia dan karbon dioksida yang bisa menyebabkan stres dan akhirnya penyakit. Limbah yang diproduksi di budidaya ikan berbeda dalam kualitas dan kuantitas tergantung pada jenis ikan dan praktek teknologi yang diadopsi. Limbah dalam budidaya ikan  dapat dikategorikan sebagai sisa makanan dan kotoran, sisa produk metabolisme, limbah pupuk yang berasal dan limbah yang dihasilkan selama moulting dan ganggang yang mati. Pendekatan saat ini untuk meningkatkan kualitas air dalam budidaya ikan adalah aplikasi mikroba / enzim ke kolam yang dikenal sebagai 'bioremediasi'. Ketika organisme makro dan mikro dan / atau produk mereka digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan kualitas air, mereka disebut sebagai bioremediators atau agen bioremediating. Upaya terbaru yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas air dalam akuakultur adalah aplikasi probiotik dan enzim ke kolam dikenal sebagai bioremediasi, yang melibatkan manipulasi mikroorganisme di tambak untuk meningkatkan mineralisasi bahan organik dan menyingkirkan senyawa limbah yang tidak diinginkan.
Organic Detritus & Bioremediasi
Bahan organik terlarut dan tersuspensi terutama rantai karbon tersedia berlimpah bagi mikroba dan ganggang. Sebuah bioremediasi yang baik harus mengandung mikroba yang mampu secara efektif membersihkan limbah karbon (bahan organik) dari air. Selanjutnya akan sangat mendukung, ketika mikroba berkembang biak dengan cepat dan memiliki kemampuan enzimatik yang baik. Anggota dari genus Bacillus seperti Bacillus subtilis , B . licheniformes , B . cereus , B . coagulans dan spesies Phenibacillus polymyxa adalah contoh yang baik dari bakteri yang cocok untuk bioremediasi detritus organik. Namun, mereka tidak biasanya hadir dalam jumlah yang diperlukan dalam kolom air, dimana habitat alami mereka ada di sedimen. Ketika strainBacillus tertentu ditambahkan ke air dalam jumlah yang cukup, mereka dapat membuat dampak bagi air kolam. Mereka dapat merombak bahan organik berbahaya yang ada, seperti sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran udang. Sebagai bagian dari bio-augmentasi, penggunaan Bacillus dapat diproduksi, dicampur dengan pasir atau tanah liat dan disiramkan di dasar tambak. Lactobacillus juga digunakan bersama dengan Bacillus untuk memecah detritus organik. Bakteri ini menghasilkan berbagai enzim yang memecah protein dan pati dengan molekul kecil, yang kemudian diambil sebagai sumber energi oleh organisme lain. Hilangnya senyawa organik yang besar bisa mengurangi kekeruhan air kolam.
Senyawa nitrogen & Bioremediasi
 Penggunaan nitrogen yang melebihi kapasitas kemampuan kolam dapat menyebabkan penurunan kualitas air melalui akumulasi senyawa nitrogen (ammonia dan nitrit) yang dapat menyebabkan keracunan  untuk ikan dan udang. Nitrifikasi Bakteriologis adalah metode yang paling praktis untuk menghilangkan amonia dari sistem budidaya ikan tertutup. Mikrobia  oksidasi amonia yang dikenal ada lima genus Nitrosomonas, Nitrosovibrio, Nitrosococcus, Nitrolobus dan Nitrospira . Nitrifikasi tidak hanya menghasilkan nitrat tetapi juga mengubah pH terhadap berbagai asam,sehingga menjadi zat yang tidak beracun. Sebagian besar tambak menumpuk nitrat, karena tidak mengandung filter denitrifikasi. Filter denitrifikasi membantu untuk mengubah nitrat menjadi nitrogen. Ini menciptakan sebuah wilayah di mana anaerobik bakteri anaerob dapat tumbuh dan mengurangi nitrat menjadi gas nitrogen.
Fosfor & Bioremediasi
P hosphor  biasanya memiliki keterbatasan dalam lingkungan air tawar. Setiap penyimpangan dari rasio NO 3 / PO 4 yang normal diyakini tergantung pada yang mempengaruhi tingkat nitrifikasi atau regenerasi bakteri fosfor,yang tersedia dalam organisme terutama sebagai fosfolipid dan neucleoprotiens. Fosfor yang dihasilkan dari senyawa organik sebagai PO 4 oleh bakteri tertentu yang menghasilkan enzim seperti phosphotases dan phytases. Kelarutan phosphotases anorganik terutama berhubungan dengan fungsi dari pH. Bakteri mampu membebaskan PO 4 dari senyawa ini melalui produksi asam organik dan mineral.
Hidrogen Sulfida (H 2 S) & Bioremediasi
S ulphur merupakan zat berbahaya bagi budidaya ikan dan bila tidak terkontrol akan menyebabkan kematian pada ikan. Dalam kondisi aerobik, sulfur organik terurai menjadi sulfida, yang pada gilirannya akan teroksidasi menjadi sulfat. Sulfat sangat larut dalam air dan secara bertahap menyebar dari sedimen. Sulfida oksidasi dimediasi oleh mikroorganisme di sedimen, meskipun dapat terjadi dengan proses kimia murni. Beban organik dapat merangsang  produksi H 2 S dan pengurangan keanekaragaman fauna bentik. Hidrogen sulfida dapat larut dalam air dan menjadi penyebab kerusakan insang dan penyakit lainnya pada ikan. Tidak terionisasinya H 2 S sangat beracun untuk ikan yang mungkin terjadi di perairan alami maupun budidaya .
 Bakteri fotosintetik bentik yang menguraikan H 2 S di dasar tambak telah banyak digunakan dalam budidaya ikan untuk menjaga lingkungan yang menguntungkan. Bakteri ini mengandung bacterio-klorofil yang menyerap cahaya dan melakukan fotosintesis dalam kondisi anaerobik. Mereka adalah bakteri sulfur ungu dan hijau yang tumbuh di bagian anaerobik sedimen-air. Fotosintetik ungu non-belerang bakteri dapat menguraikan bahan organik, H 2 S, NO 2 dan limbah berbahaya dari kolam. Bakteri sulfur hijau dan ungu membagi H 2 S untuk memanfaatkan panjang gelombang cahaya tidak diserap oleh fitoplankton atasnya. Bakteri sulfur ungu dan hijau memperoleh mengurangi elektron dari H 2 S dengan biaya energi yang lebih rendah dari H 2 O membelah photoautotrophs sehingga membutuhkan intensitas cahaya rendah untuk melakukan fotosintesis.
 Contoh-contoh umum dari bakteri fotosintetik penting dalam akuakultur adalah Rhodospirillum, Rhodopseudomonas, Chromatium, Thiocystis, Thiospirillum, Thiocapsa, Lamprocystis, Thiodictyon, Thiopedia, Amoebobacter , Chlorobium, Prosthecochloris, Pelodictyon dan Clathrochloris.
Penapisan Mikroba untuk Pemanfaatan sebagai Bioremediators
M icroorganisms baik gram positif dan gram negatif telah diuji untuk keberhasilan mereka sebagai bioremediators dalam akuakultur . Bacillus adalah organisme yang paling umum digunakan diikuti oleh Aeromonas dan Pseudomonas. Bioremediators tersedia secara komersial di pasar terutama mencakup Nitrifiers, bakteri Sulphur, Bacillus sp . dan Pseudomonas sp.
Keuntungan Bioremediasi
·         bekerja pada berbagai senyawa organik dan anorganik
·         Dapat dilakukan di tempat, mudah untuk diterapkan dan dipelihara
·         Rendah biaya dibandingkan dengan metode pengobatan lain
·         Ramah lingkungan
·         Mengurangi jumlah limbah
Kekurangan dari Bioremediasi
·         Ini mungkin membutuhkan beberapa tahun untuk memulihkan dan tergantung pada kondisi iklim
·         Terbatas untuk situs dengan kontaminasi dekat akar
·         Tanaman dipanen dapat diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya
·         Konsumsi tanaman terkontaminasi dapat membahayakan
·         Mungkin ada efek yang merugikan pada rantai makanan
Bermanfaat efek Probiotik
        i.            Netralisasi toksin dan penekanan jumlah yang layak
      ii.            Produksi senyawa antibakteri dan kompetisi untuk situs adhesi
    iii.            Alternatif metabolisme mikroba, stimulasi kekebalan di host
    iv.            Mempercepat dekomposisi sedimen dengan memproduksi asam organik
      v.            Produksi hidrogen peroksida dan enzim
Penerapan Probiotik dalam Akuakultur
1.      Untuk mengatur mikroflora budidaya mikroorganisme air dan patogen.
2.      Untuk meningkatkan dekomposisi bahan organik yang tidak diinginkan dalam akuakultur air dan memperbaiki lingkungan ekologi budidaya dengan meminimalkan gas beracun seperti amonia, nitrit, dll hidrogen sulfida, metana
3.      Untuk meningkatkan populasi organisme makanan meningkatkan nilai  gizi budidaya ikan dan meningkatkan kekebalan ikan yang dibudidayakanterhadap mikroorganisme patogen.
4.      Wabah penyakit dapat dicegah.
Kesimpulan
 Upaya sedang dilakukan secara terus menerus untuk mengatasi dampak negatif sistem produksi pangan termasuk budidaya terhadap lingkungan. Peran bakteri menguntungkan untuk mengendalikan patogen akan menjadi penting dalam akuakultur, terutama dalam terang meningkatnya jumlah strain resisten antibiotik bakteri. Pengelolaan ekologi mikroba tambak adalah area di mana penelitian terapan dapat menyebabkan temuan penting untuk meningkatkan produktivitas dan ramah lingkungan dari industri tambak udang di seluruh dunia. Penggunaan bioremediators secara bertahap akan meningkat dan keberhasilan budidaya di masa depan mungkin identik dengan keberhasilan bioremediators yang, jika divalidasi melalui penyelidikan ilmiah yang ketat dan digunakan secara bijak, mungkin terbukti menjadi keuntungan bagi industri akuakultur
Saduran dari karya Ph. Lakshmi Chanu & Sagar C. Mandal* berjudul Concepts of Bioremediation and its Application in Aquaculture

DEMONSTRASI CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP

DEMONSTRASI   CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP BUDIDAYA CACING SUTERA Pendahu...