Klasifikasi dan Metode Bubu Dasar
Pengertian Bubu Dasar
Bubu adalah alat
tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa jebakan, dan
bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap “ traps “ dan
penghadang “guiding barriers”. Alat ini berbentuk kurungan seperti
ruangan tertutup sehingga ikan tidak dapat keluar. Bubu merupakan alat
tangkap pasif, tradisional yang berupa perangkap ikan tersebut dari
bubu, rotan, kawat, besi, jaring, kayu dan plastik yang dijalin
sedemikian rupa sehingga ikan yang masuk tidak dapat keluar. Prinsip
dasar dari bubu adalah menjebak penglihatan ikan sehingga ikan tersebut
terperangkap di dalamnya, alat ini sering diberi nama ftshing pots atau
fishing basket (Alam Ikan 1).
Menurut
(Alam Ikan 2) ,Bubu dasar merupakan Alat tangkap yang bersifat pasif,
dibuat dari anyaman bambu (bamboos netting), anyaman rotan (rottan
netting), anyaman kawat (wire netting), kere bambu (bamboos screen),
misalnya bubu (fish pot), sero (guiding barrier). Bubu dasar merupakan
alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan. Variasi bentuknya
banyak sekali, hampir setiap daerah perikanan mempunyai model bentuk
sendiri. Bentuk bubu dasar ada yang seperti sangkar (cages), silinder
(cylindrical), gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak,
bulat setengah lingkaran, dan lain-lainnya.
Teknologi
penangkapan ikan dengan menggunakan bubu dasar banyak dilakukan hampir
seluruh dunia mulai dari skala kecil, menengah sampai skala besar. Untuk
skala kecil dan menengah umumnya banyak dilakukan di perairan pantai
dihampir seluruh negara yang masih belum maju sistem perikanannya,
sedangkan untuk skala besar banyak dilakukan di negara yang telah maju
sistem perikanannya. Perikanan bubu skala kecil umumnya ditujukan untuk
menangkap kepiting, udang, keong dan ikan dasar, sedangkan untuk
perikanan bubu skala menengah atau besar biasanya dilakukan di lepas
pantai yang ditujukan untuk menangkap ikan dasar, kepiting, atau udang
di kedalaman mulai dari kedalaman 20-700 m (Alam Ikan 3).
Menurut
(Alam Ikan 3), bahan bubu dasar biasanya terbuat dari dari anyaman
bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rottan netting) dan anyaman kawat
(wire netting). Pada umumnya, bubu yang digunakan terdiri dari:
• Badan atau tubuh bubu
Badan
atau tubuh bubu umumnya terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk empat
persegi panjang untuk menenggelamkan bubu ke dasar perairan yang
terletak pada keempat sudut bubu.
• Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan
Lubang
tempat mengeluarkan hasil tangkapan terletak pada bagian bawah sisi
bubu. Lubang ini berdiameter 35 cm, posisinya tepat di belakang mulut
bubu. Lubang ini dilengkapi dengan penutup.
• Mulut bubu
Mulut
bubu berfungsi untuk tempat masuknya ikan yang terletak pada bagian
depan badan bubu. Posisi mulut bubu menjorok ke dalam badan atau tubuh
bubu berbentuk silinder. Semakin ke dalam diameternya semakin mengecil.
Pada bagian mulut badian dalam melengkung ke bawah sepanjang 15 cm.
Lengkungan ini berfungsi agar ikan yang masuk sulit untuk meloloskan
diri keluar.
Bubu
pada umumnya berukuran tidak terlalu besar dibandingkan dengan alat
tangkap lain yang sejenis. Bubu dapat lebih mudah dipindahkan dari satu
tempat penangkapan ke tempat penangkapan yang lain, sehingga bubu
merupakan suatu alat jenis bangunan penjebak atau perangkap yang bisa
juga dijadikan sebagai alat sampingan guna menambah atau meningkatkan
hasil pendapatan dari nelayan yang bersangkutan (Alam Ikan 3).
Pengertian bubu lipat
Bubu
lipat adalah alat perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk
dan diangkat dengan mudah (dengan atau tanpa perahu) ke daerah
penangkapan. Kemudian alat tersebut dipasang di permukaan atau dasar
perairan selama jangka waktu tertentu. Untuk menarik perhatian ikan,
kadang-kadang didalam bubu lipat ini diberi umpan, umpan dapat berupa
Ikan asin. dapat pula dilipat sehingga dapat diletakkan diperahu dalam
jumlah banyak dan efisien.
Menurut
(Alam Ikan 4), alat-alat tangkap tersebut baik secara temporer
(temporarity), semi permanen (semi permanently) maupun permanen (tetap),
dipasang (ditanam) di dasar laut, diapungkan atau di hanyutkan,
ikan-ikan atau sumber daya perikanan laut yang tertangkap atau
terperangkap disebabkan oleh adanya rangsangan dari umpan ataupun tidak.
Klasifikasi Bubu Dasar dan Bubu Lipat
Menurut (Alam Ikan 1), mengklasifikasi bubu menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Berdasarkan sifatnya sebagai tempat bersembunyi / berlindung :
- Perangkap menyerupai sisir (brush trap)
- Perangkap bentuk pipa (eel tubes)
- Perangkap cumi-cumi berbentuk pots (octoaupuspots)
2. Berdasarkan sifatnya sebagai penghalang
- Perangkap yang terdapat dinding / bendungan
- Perangkap dengan pagar-pagar (fences)
- Perangkap dengan jeruji (grating)
- Ruangan yang dapat terlihat ketika ikan masuk (watched chambers)
3. Berdasarkan sifatnya sebagai penutup mekanis bila tersentuh
- Perangkap kotak (box trap)
- Perangkap dengan lengkungan batang (bend rod trap)
- Perangkap bertegangan (torsion trap)
4. Berdasarkan dari bahan pembuatnya
- Perangkap dari bahan alam (genuine tubular traps)
- Perangkap dari alam (smooth tubular)
- Perangkap kerangka berduri (throrrea line trap)
5. Berdasarkan ukuran, tiga dimensi dan dilerfgkapi dengan penghalang
- Perangkap bentuk jambangan bunga (pots)
- Perangkap bentuk kerucut (conice)
- Perangkap berangka besi
Klasifikasi Bubu Dasar
Alat
ini dapat dibuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan
(rottan netting), dan anyaman kawat (wire netting). Bentuknya
bermacam-macam, ada yang seperti silinder, setengah lingkaran, empat
persegi panjang, segi tiga memanjang dan sebagainya. Dalam
pengoperasiannya dapat memakai umpan atau tanpa umpan.
Bubu
yang daerah operasionalnya berada di dasar perairan. Untuk bubu dasar,
ukuran bubu dasar bervariasi, menurut besar kecilnya yang dibuat menurut
kebutuhan. Untuk bubu kecil, umumnya berukuran panjang 1m, lebar 50-75
cm, tinggi 25-30 cm. untuk bubu besar dapat mencapai ukuran panjang 3,5
m, lebar 2 m, tinggi 75-100 cm. Hasil tangkapan dengan bubu dasar
umumnya terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, seperti Kwe
(Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap (
Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji
(Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong,
kepiting, rajungan, dll
Bubu Lipat
Menurut (Alam Ikan 5), juga mengklasifikasikan bubu lipat ke dalam jenis alat tangkap perangkap (traps yang bebrbentuk lipat.
Dalam
pengoperasiannya untuk menangkap ikan diberikan umpan didalamnya umpan
tersebut berfungsi untuk menarik perhatian Ikan. Umpan disini dapat
berupa ikan yang telah mati, ikan petek, ikan kembung. Bubu lipat ini
memiliki 2 pintu, yaitu disebalah kanan dan kiri yang bentuknya menjorok
kedalam terbuat dari jaring PE (Polyetilen) kemudian kerangka terbuat
dari besi, pintu yang dibuat menjorok masuk kedalam dimaksudkan agar
Ikan atau Kepiting yang telah masuk tidak dapat keluar lagi.
Metode dan cara pengoperasian bubu dasar dan bubu lipat
Menurut
(Alam Ikan 5), bahwa cara penggunaan bubu tergantung dari jenis
bubunya. Pengoperasian bubu ini dapat digunakan secara berganda ataupun
secara tunggal. Bubu biasanya diletakkan di dasar perairan dengan diberi
umpan atau tanpa umpan. Selanjutnya untuk alat tangkap jenis traps yang
digunakan di daerah pantai sifatnya adalah menghadang ikan atau biota
laut lainnya, yang pada saat pasang mendekati pantai dan pada saat surut
menjauhi pantai. Pada prinsip utama bubu dalam pengoperasiannya adalah
mengarah pada biota yang menjadi sasarannya menuju ke mulut selanjutnya
terperangkap didalam ruangan. Bubu merupakan perubahan atau modifikasi
dari bubu yang telah ada. Perubahan tersebut berdasarkan biota yang akan
ditangkapnya.
Dalam
pengoperasiannya bubu dilengkapi dengan tali untuk mengikat pelampung
yang dimaksudkan agar mempermudah dalam pengambilan bubu tersebut dari
dasar perairan. Bubu juga dilengkapi dengan umpan dari potongan ikan
terutama ikan yang menimbulkan bau sehingga pemangsa mau mendekat.
Pemberian umpan ini bertujuan untuk menarik perhatian ikan agar
terperangkap didalam bubu. Setelah itu dilakukan penurunan pelampung
tanda dilanjutkan penurunan bubu beserta pemberatnya. Setelah dianggap
posisinya sudah baik maka pemasangan bubu dianggap sudah selesai. Bubu
dimasukkan kedalam air selama kurang lebih sehari semalam, setelah
sehari semalam pengangkatan bubu dilakukan.
Konstruksi Bubu Dasar
Menurut
(Alam Ikan 3), bahan bubu biasanya terbuat dari anyaman bambu (bamboo
netting), anyaman rotan (rottan netting) dan anyaman kawat (wire
netting). Pada umumnya, bubu yang digunakan terdiri dari:
a. Badan atau tubuh bubu
- Badan atau tubuh bubu umumnya terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk empat persegi panjang dengan panjang 125 cm, lebar 80 cm dan tinggi 40 cm. bagian ini dilengkapi pemberat dari batu bata (bisa juga pemberat lain) yang berfungsi untuk menenggelamkan bubu ke dasar perairan yang terletak pada keempat sudut bubu.
b. Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan
- Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan terletak pada bagian bawah sisi bubu. Lubang ini berdiameter 35 cm, posisinya tepat di belakang mulut bubu. Lubang ini dilengkapi dengan penutup.
c. Mulut bubu
- Mulut bubu berfungsi untuk tempat masuknya ikan yang terletak pada bagian depan badan bubu. Posisi mulut bubu menjorok ke dalam badan atau tubuh bubu berbentuk silinder. Semakin ke dalam diameternya semakin mengecil. Pada bagian mulut bagian dalam melengkung ke bawah sepanjang 15 cm. Lengkungan ini berfungsi agar ikan yang masuk sulit untuk meloloskan diri keluar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar