Kamis, 08 September 2016

Mengenal Hormon Reproduksi Ikan


Sejak ditemukannya berbagai jenis hormon reproduksi ikan ,beberapa kendala budidaya ikan dapat diatasi.Apakah hormon reproduksi ikan itu dan apa saja jenisnya?



Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,[1] termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.

Faktor Regulasi

Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut dikirim ke lobus anterior kelenjar pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pituitari mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat (inhibiting factor) yang dapat menghentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF (faktor pelepas FSH) dan LHRF (faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya hormon FSH dan LH.

Hormon Antagonistik

Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.(sumber id.wikipedia.org/wiki/Hormon)
            Untuk memanipulasi dan memacu produksi suatu jenis ikan yang sulit dibudidaya dalam keadaan normal,maka penggunaan hormon reproduksi ikan di nilai sangat membantu.  Di Indonesia ,pengguna hormon reproduksi ini telah banyak
digunakan.Namun apakah hormon reproduksi ikan itu,dan apa saja jenis – jenisnya belum banyak orang tahu.Berikut pengertian dan klasifikasi hormon reproduksi .
Pengertian hormon
            Hormon reproduksi adalah suatu zat kimia organik yang dihasilkan oleh sel atau sekelompok sel tertentu (kelenjar endokrin) yang normal dan sehat pada suatu organ tertentu.Didalam tubuh,jumlahnya terbatas dan dialirkan langsung kedalam pembuluh darah menuju tempat yang untuk mempengaruhi aktivitas koordinasi dan integrasi bagian – bagian organ seluruh tubuh suatu individu.
Klasifikasi hormon
            Di lihat  dari cara kerjanya, hormon reproduksi diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu:
1.Hormon reproduksi primer.
            Hormon reproduksi primer merupakan hormon-hormon yang secara langsung terlibat didalam berbagai aspek reproduksi seperti spermatogenesis ,ovulasi,kelakuan kelamin,fertilasi,transportasi sel telur,implantasi,pemeliharaan kebuntingan,proses kelahiran,laktasi,kelakuan induk,dan lain-lain.
2.Hormon reproduksi sekunder
            Secara umum,hormon ini merupakan jenis hormon  yang penting artinya untuk proses metabolisme suatu individu,sehingga memungkinkan terjadinya proses reproduksi primer yang tidak bisa bekerja secara sempurna.atau boleh dikatakan semua hormon dalam tubuh yang tanpa bantuan hormon ini maka hormon reproduksi primer tidak bekerja secara maksimal.atau boleh dikatakan semua hormon dalam tubuh yang tanpa bantuan hormon ini maka hormon reproduksi primer tidak bekerja secara maksimal.Hal ini terbukti bila salah satu hormon reproduksi sekunder dalam tubuh dihilangkan dari dalam tubuh ,kemudian ikan disuntikkan hormon reproduksi primer,maka respon yang menjadi sasaran hormon yang disuntikkan tadi hasilnya tidak memuaskan.
Jenis-jenisnya
            Yang termasuk hormon reproduksi sekunder antara lain;STH atau GH (Gonadotropine Hormone),TSH, ACTH (Adenocortico Thyroid Hormone),Vasopressin atau ADH,Thyroxine,Aldosterone,Insulin,Parathormone.
Sedangkan yang termasuk jenis-jenis hormon reproduksi primer adalah:
1.FSH (Fallicle Stimulating Hormone)
            FSH merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Hipofisa anterior.fungsi hormon ini pada induk betina,dapat merangsang perkembangan folikel melalui mekanisme yang hingga kini belum dapat diterangkan.Dibantu oleh LH (Luteinizing Hormone),membuat perkembangan folikel dan ovarium dapat mencapai kematangan sempurna.sedangkan pada induk jantan,dapat merangsang spermatogenesis (pembentukan sel spermatozoa)dalam tubuh seminiferi testis.
2.LH (Luteinizing Hormone)/ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone).
            LH dan ICSH merupakan hormon yang dihasilkan oleh hipofisa anterior dan mempunyai fungsi:pada induk betina ,membantu perkembangan folikel sehingga dapat mencapai pematangan sempurna,merangsang produksi estrogen dan progesteron,serta ovulasi.sedangkan pada induk jantan,dapat merangsang sel-sel Leydig dari testis untuk mensintesa dan mensekresikan hormon testoteron.
3.LTH (Luteotropic hormone)atau Prolactin.
            Prolactin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa anterior yang berfungsi merangsang pertrumbuhan kelenjar susu dan proses laktasi induk betina.
4.HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
            HCG merupakan hormon yang terdapat dalam darah maupun air seni wanita hamil muda yang dihasilkan oleh jaringan plasenta.fungsi biologiknya hampir sama dengan LH/ICSH termasuk efek Lutealnya yaitu merangsang memproduksi progesteron yang cukup untuk merangsang terjadinya kehamilan.
5.PMS (Pregnat Mare Serum)
          
  PMS adalah hormon yang terdapat dalam serum bangsa kuda bunting,yang dihasilkan oleh jaringan plasenta.Secara biologik mempunyai daya kerja merangsang terbentuknya folikel,PMS sangat banyak mengandung ungsur daya kerja FSH dan sedikit LH.  



Pengaturan hormonal awal perkembangan larva ikan
Hormon dianggap sangat penting pada perkembangan dan pertumbuhan larva ikan. Hormon tiroid, kortisol, GH, IGF I dan II, dan PRL penting untuk proses ini. Namun demikian, penting untuk menekankan bahwa fokus mengenai peran hormon tersebut sama sekali tidak menghalangi keterlibatan jaringan endokrin dan faktor hormonal lain selama awal perkembangan.
Hormon tiroid
Pentingnya hormon tiroid (TSH), tiroksin (T4) dan triodothyronine (T3) pada perkembangan vertebrata sudah diketahui dengan. Aktivitas kelenjar thyroid terutama diatur oleh TSH disekresi dari thyrotrophs dari hipofisis. Dengan demikian, TSH memainkan peran penting dalam perkembangan sistem endokrin larva ikan dan dapat bertindak sebagai indikator awal dan tingkat aktivitas folikel tiroid. Pada ikan, TSH berperan penting dalam proses transisi dari larva ke tahap juvenil.
Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon pituitari yang mengatur perkembangan dan pertumbuhan somatis hewan bertulang belakang. Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida rantai tunggal dengan dua intramolekular ikatan disulfide. Mediator utama dari fungsi GH adalah IGF-I yang secara struktur diatur untuk insulin dan sama-sama mengisi tiga ikatan intramolekular disulfide.
Pada ikan, hormon-hormon somatotropik (hormon pertumbuhan (GH) dan insulin-seperti pertumbuhan faktor-I dan II (IGF-I dan IGF-II), bersama dengan reseptor dan plasma mengikat protein, berkaitan erat dengan proliferasi sel dan diferensiasi, pertumbuhan, beberapa aspek perilaku, fungsi sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan dan fungsi saluran usus, regulasi ionik dan osmotik, reproduksi dan smoltification. Reseptor IGF-I (IGFR-I) AAA pada ikan zebra telah diamati dan memainkan peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan embrio.
Prolaktin dan somatolactin
Prolaktin adalah hormon serbaguna dengan fungsi menakjubkan . Fungsi utamanya adalah osmoregulasi pada ikan air tawar dan ikan yang bersifat euryhalin. Fungsi lain prolaktin adalah mengontrol pertumbuhan, perkembangan, stimulasi metabolisme kelenjar endokrin, tingkah laku, reproduksi dan fungsi kekebalan tubuh.
Somatolaktin (SL) adalah hormon pituitari yang terdapat pada ikan dan merupakan bagian dari hormon pertumbuhan atau prolaktin (GH/PRL). Hormon ini secara predominan terekspresi dalam sel pada Pars Intermedia (PI) dari kelenjar pituitari. Sel ini (somatolaktotrof) juga digolongkan sebagai Periodic Acid –Schiff (PAS)-sel positif kecuali untuk salmonid. Pada beberapa spesies ikan, sel ini ditemukan dibagian lain dari adenohipofisis, Proksimal Pars Diastalis (PPD) dan pada Rostal Pars Diastalis (RPD). Pada ikan Rainbow Trout (Oncorhyncus mykiss), hormon ini juga terdapat pada jaringan ekstra pituitari seperti pada jaringan otak, insang, jantung, ginjal, hati dan otot rangka, spleen, ovari, testis dan oosit muda dan diberbagai area dari otak ikan nila, Oreochromis mossambicus.
Somatolaktin terlibat dalam berbagai proses fisiologis seperti pada pengaturan beberapa aspek reproduksi dan respon terhadap stress. Beberapa hasil penelitian melaporkan keterlibatan SL dalam pengaturan asam basa dan kalsium, metabolisme fosfat dan lemak dan adaptasi background pada spesies bukan salmonid. Mungkin SL tetap sama seperti pada gen leluhur dari famili GH/PRL/SL yang bisa menjadi regulator metabolik penting dalam menentukan flux metabolit intraseluler.
Somatolaktin terlibat dalam pengaturan adipositas dan fungsi gonad salmonids dan ikan sparid , memiliki aksi hypercalcemic di ikan trout, proliferasi dan morfogenesis sel pigmen chromatophore di medaka serta perkembangan gas kandung kemih di ikan zebra.
Kortisol
Kortisol merupakan produk utama dari kelenjar interrenal di teleosts, dan memiliki kedua gluco-dan mineral corticoid tindakan. Perubahan secara temporal tingkat kortisol pada awal kehidupan teleosts sama di beberapa spesies. Deposisi awal kortisol induk dalam kuning telur digunakan selama embriogenesis dan mencapai level konsentrasi terendah pada waktu penetasan, lalu larva mulai mensintesis kortisol de novo. Kortisol memiliki efek langsung terhadap perkembangan, metabolisme, sistem kekebalan dan stres . Kortisol juga dapat berinteraksi dengan hormon lain selama perkembangan (Misalnya ths, PRL dan GH). Lebih khusus, kortisol meningkat seiring dengan metamorfosis dan berperan selama transformasi larva THS. Penggunaan THS dengan kortisol berpengaruh pada kecepatan metamorphosis larva ikan dibandingkan dengan penggunaan THS saja. Perkembangan sistem corticoid selama tahap-tahap awal lara ikan, belum dipahami dengan baik. Secara khusus, sedikit yang diketahui tentang pengaruh induk terhadap kortisol yang diendapkan pada perkembangan embrio, waktu pengaktifan kortisol dan reseptor sintesis, atau mekanisme molekul yang terlibat. (http://budidarma.com/2011/04/sistem-hormon-pada-larva-ikan.html)


Daftar G
            Untuk memperoleh hormon reproduksi ini memang tidak mudah karena selain harganya yang mahal,juga tidak tersedia di pasaran bebas.Hormon ini tergolong jenis obat keras (masuk daftar G).Karena itu pula untuk memperolehnya harus memesan terlebih dahulu .dan atau harus dengan resep dokter (umum / doktrer hewan).
            Dalam penggunaannya diperlukan pengawasan yang ketat.Hal ini perlu diperhatikan karena apabila dalam penggunaannya (budidaya ikan) tidak memenuhi anjuran pemakaiannya (tidak terkontrol),maka bisa berakibat fatal baik pada ikan budidaya maupun pada manusia yang mengkonsumsi ikan tersebut.perlu juga di perhatikan,hormon ini hanya boleh digunakan pada hewan dan dilarang digunakan untuk manusia. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DEMONSTRASI CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP

DEMONSTRASI   CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP BUDIDAYA CACING SUTERA Pendahu...