Minggu, 08 April 2018

EKOSISTEM AIR TAWAR DAN LAUT Oleh Riyanto, SP



EKOSISTEM AIR TAWAR DAN LAUT
  Oleh Riyanto, SP

Pengertian dan definisi dari ekosistem air adalah ekosistem yang faktor lingkungannya eksternalnya yang didominasi oleh air sebagai habitat dari berbagai organisme air. Ekosistem air dapat dibedakan menjadi beberapa ekosistem yaitu :
Ekosistem Sungai (ekosistem air tawar)
Untuk dapat membedakan dengan ekosistem lainnya perlu diketahui Ciri-ciri ekosistem air tawar dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Salinitas (kadar garam) rendah, lebih rendah jika dibandingkan dengan sitoplasma.
Variasi suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar.
Penetrasi (masuknya) cahaya matahari terbatas/kurang.
Ekosistem air tawar tetap dipengaruhin oleh iklim dan cuaca, meskipun pengaruh tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan ekosistem darat.
Berdasarkan gerak airnya ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi ekosistem lentik dan lotik.
Ekosistem Lentik adalah ekosistem yang airnya tenang atau diam misalnya danau, telaga dan rawa. Ekosistem air tenang ini mencakup beberapa ekosistem antara lain danau dan juga rawa. Untuk danau sendiri kembali dibagi ke dalam 4 wilayah yakni :
Wilayah Litoral : Titik ini adalah wilayah danau yang dangkal dimana cahaya menembus kedalaman air secara optimal. Suhu airnya lumayan hangat sebab berdekatan dengan tepi danau pada wilayah ini diketemukan tumbuhan air dengan akar dimana bagian daunnya mencuat ke permukaan air.
Wilayah Limnetik : Adalah wilayah danau yang agak jauh dari tepi danau namun airnya masih bisa ditembus oleh cahaya matahari wilayah danau yang satu ini banyak dihuni oleh fitoplankton juga ganggang dan cynobakteri.
Wilayah Profundal : Merupakan wilayah danau dengan tingkat kedalaman yang tinggi dan biasa disebut wilayah afotik wilayah ini banyak dihuni cacing juga beragam jenis mikroba.
Wilayah bentik. Daerah ini berada di titik paling dasar dari danau dan di tempat ini terdapat beragam bentos juga sisaorganisme-organisme yang telah mati.
Ekosistem Lotik adalah ekosistem yang airnya bergerak mengalir misalnya selokan, parit atau sungai. Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir dan merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan faktor pembatas bagi organisme yang ada di dalamnya artinya organisme yang tidak dapat melakukan adaptasi terhadap adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga dapat menjadi penentu jenis dan komposisi komponen biotik dalam ekosistem. Aliran air tergantung pada topografi besarnya sungai dan debit air yang mengalir misalnya jenis organisme di pinggir sungai berbeda dengan jenis organisme di dalam atau di dasar sungai. Ekosistem lotik tidak tetap melainkan berubah tergantung pada musim air sungai keruh dan banjir di musim hujan sedangkan di musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan ini merupakan suatu indikator adanya kerusakan ekosistem darat didaerah sungai. Sebagai suatu ekosistem terbuka ekosistem lotik memperoleh kiriman ebahan organik yang terbawa aliran air dari daerah hulu atau daratan misalnya berupa bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai. Meskipun dari ekosistem lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan beberapa hewan sungai ada yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air. Jadi ekosistem lotik mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan.
Sebagai ekosistem yang aliran air memudahkan terjadinya persentuhan antara permukaan air yang luas dengan udara. Apalagi jika disepanjang ekosistem lotik terdapat jeram, riak-riak kecil dan air terjun. Keadaan yang demikian menyebabkan kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-hewan sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup oksigen sehingga mereka menjadi peka terhadap kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat mereduksi (mengurangi) oksigen terlarut dapat menimbulkan bencana bagi hewan air itu.
Ekosistem Laut
Indonesia merupakan negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau yang dikelilingi oleh lautan. Ekosistem laut Indonesia sangat menentukan iklim (suhu, kelembapan, angin) flora dan fauna serta kehidupan penduduk. Luas perairan laut di daerah pesisir dapat dilihat di bawah ini :
Laut :
Perairan teritorial (sampai batas 12 mil laut): 5,1 x 106 km2
Paparan benua (sampai kedalaman 200 m): 3,0 x 106 km2
Ekonomi ekslusif 200 mil : 2,7x 106 km2
Wilayah Pesisir :
Panjang pantai : 81 x 1012 km²
Hutan payau : 10 x 106 km²
Hutan bakau : 3,6 x 106 km²
Tambak : 183 x 1012 km²
Ekosistem Laut memiliki sifat khas yang tidak dimiliki oleh ekosistem lainnya sifat-sifat itu antara lain sebagai berikut :
Berkadar garam sekitar 0,3% yang mirip dengan kepekatan protoplasma.
Terdapat kehidupan disemua kedalaman, kecuali di dasar laut yang sangat dalam.
Ekosistem laut saling bersambungan, dan memiliki kemungkinan untuk bercampur karena adanya sirkulasi air laut.
Rantai makanan relatif panjang dengan kata lain, disepanjang rantai makanan terjadi pemboroson energi.
Lautan Indonesia merupakan lautan tropik dengan suhu di lapisan permukaan yang relatif tinggi yaitu 26-30°C sementara di lapisan lebih dalam suhunya lebih rendah cahaya matahari menciptakan stratifikasi termal secara vertikal. Maksudnya suhu air laut dipermukaan relatif tinggi dan semakin kedalam suhunya semakin rendah karena daerah permukaan air laut cukup menerima cahaya matahari sepanjang tahun maka produktifitas produser (fitoplankton) cukup tinggi. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi yang mengakibatkan lapisan pemukaan laut memiliki kadar garam rendah berkisar antara 27-33 %°C sedangkan di bagian lebih dalam kadar garamnya lebih tinggi. Ekosistem laut lebih stabil terhadap pengaruh musim dibandingkan ekosistem darat. Seperti halnya hutan tropik, lautan tropik, memiliki keanekaragaman yang tinggi namun besarnya populasi masing-masing spesies rendah. Oleh karena itu bentuk rantai makanan di perairan Indonesia menjadi kompleks hal ini berbeda dengan lautan subtropik yang memiliki keanakaragaman rendah tetapi jumlah populasi spesiesnya tinggi. Di daerah pantai di Indonesia berkembang komunitas hayati yang khas misalnya terumbu karang, hutan payau (mangrove) dan rumput laut.
Di dalam ekosistem laut terdapat stratifikasi kedalaman akibat intensitas cahaya, suhu, kandungan mineral yang pada akhirnya menentukan keanekaragaman hayati yang ada didalamnya. Seolah-olah terdapat dua lapisan yang terpisah yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang dapat mencapainya ekosistem laut dibedakan menjadi ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai laut yang luas dengan potensi sumberdaya alam yang besar di dalamnya. Ekosistem Laut merupakan ekosistem yang letaknya di laut maupun pesisir pantai. Ekosistem laut dibedakan menjadi ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal.
Ekosistem Laut Dalam 
Bila kita melihat laut yang warnanya biru tua tentu kita mengetahuinya sebagai laut yang sangat dalam. Laut yang dalam sangat gelap tidak ada cahaya matahari, cahaya matahari hanya dapat menembus air laut hingga kedalaman 20-30 m. Lebih dalam dari itu cahaya matahari tidak dapat menembusnyadan di laut dalam cahaya matahari tidak dapat menembus atau tidak sampai ke dasar laut, daerah ini disebut daerah afotik. Ini berarti bahwa di laut tidak terjadi fotosintesis kadar oksigennya juga rendah didaerah demikian itu tidak terdapat produser yang fotoautotrof. Yang terdapat hanyalah organisme heterotrof yang mengandalkan jatuhnya sisa-sisa organik dari lapisan diatasnya jadi di laut dalam terdapat detritivor dan scavanger. Keanekaragaman hayatinya rendah jika tidak ada arus laut yang “mengaduk” daur mater di dalam laut dalam merupakan daur yang terputus. Semua makanan yang masuk ke laut dalam akhirnya diurai dan diendapkan di dasar laut jadi dilaut dalam terdapat zat-zat organik yang lebih kaya dibandingkan dengan di laut dangkal.
Ekosistem Laut Dangkal
Sedangkan di pesisir pantai kita dapat menikmati keindahan alam yang ada serta dapat berrekreasi dengan wisata pantai seperti berenang, berperahu, memancing dan aktivitas lainnya. Daerah ini merupakan daerah laut yang dangkal banyak aktivitas di dalamnya. Laut dangkal merupakan daerah fotik yang berarti daerah yang dapat dicapai oleh cahaya matahari. Di daerah ini berlangsung proses fotosintesis dan produser yang berperan adalah fitoplankton dan gangang laut mikroskopis. Kadar oksigen di daerah ini lebih tinggi dari pada di daerah afotik di laut dalam oleh sebab itu daerah yang demikian memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Contoh ekosistem laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu dan ekosistem pantai lumpur.
a) Ekosistem Terumbu Karang
Di dalam ekosistem ini banyak ditemukan cangkang coelenterata yang telah mati yang menyusun batu karang. Cangkang yang mati beserta hewan-hewan air selurunya disebut sebagai terumbu karang. Syarat hidup binatang karang adalah air lautnya jernih, arus dan gelombang kecil, serta lautnya dangkal. Didalamnya hidup berbagai macam biota laut seperti coelenterata, cacing, Mollusca (siput, kerang), Enchinodemata, Athropoda dan berbagai jenis ikan berwarna-warni. Bianatang-binatang tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Indonesia memiliki beberapa ekosistem terumbu karang yang indah yang dijadikan objek wisata misalnya di pasir putih Jawa Timur, Bali, Bunaken dan Maluku. Pengambilan karang dan binatang-binatang dari ekosistem ini dapat merusak ekosistem dan pada akhirnya akan menyebabkan punahnya keanekaragaman hayati di dalamnya. Demikian pula penangkapan ikan menggunakan aliran listrik atau racun (tuba/putas) dapat merusakan ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang terbentuk dalam waktu yang lama apbila punah kita tidak akan dapat memunculkannya kembali oleh karena itu kita perlu menjaga kelestariannya.
b). Ekosistem Pantai Batu
Pantai terjal yang berdinding batu memiliki bongkahan-bongkahan batu yang membentuk ekosistem pantai batu. Pada ekosistem ini lingkungan eksternalnya didominasi oleh batu, kerikil, atau kapur. Misalnya ekosistem pantai batu yang terdapat di pantai selatan jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan pantai barat Sumatra. Vegetasinya didomunasi oleh ganggang misalnya Sargassum dan Eucheuma yang tingkat keanekaragamannya rendah.
c) Ekosistem Pantai Lumpur
Di dekat muara sungai banyak terdapat endapan lumpur yang menyusun ekosistem pantai lumpur. Ekosistem pantai lumpur banyak di jumpai di pantai utara Jawa, Kalimantan dan Irian Jaya. Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan mangrove dan rumput laut. Ekosistem ini juga merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi didalamnya hidup antara lain kepiting, udang, dan ikan glodok.

Sabtu, 07 April 2018

JENIS-JENIS PENYAKIT PADA IKAN Oleh : Riyanto, SP



JENIS-JENIS PENYAKIT PADA IKAN
 Oleh : Riyanto, SP


Penanganan serangan penyakit pada usaha budidaya ikan air tawar harus dilakukan diagnose sesegera mungkin dengan mengetahui penyebab penyakit baik penyakit pathogen maupun non pathogen (viral, jamur, bacterial, dan parasitik) sehingga tepat dalam tindakan pengobatan secara afektip dan efesien. jenis-jenis penyakit yang sering di temukan pada ikan adalah sebagai berikut :

1. Penyakit Infeksi (Menular)

Parasit
Penyakit yang disebabkan oleh parasit secara umum jarang mengakibatkan penyakit yang sporadis. Tetapi untuk intesitas penyerangan yang sangat tinggi dan areal yang terbatas dapat berakibat sporadis. Akibat dari penyakit yang disebabkan oleh parasit secara ekonomis cukup merugikan yaitu dapat menyebabkan kematian, menurunkan bobot, bentuk serta ketahanan tubuh ikan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai jalan masuk bagi infeksi sekunder oleh patogen lain seperti jamur, bakteri dan virus. Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini terdiri dari protozoa dan metazoa. Protozoa bersifat parasitik terhadap ikan dan jumlahnya lebih dari 2000 jenis. Salah satu jenis protozoa ang paling sering menjadi kendala dalam budidaya ikan adalah Ichthyophthirius multifiliis atau ich (penyakit bintik putih). Sifat serangannya sangat sporadis dan kematian yang diakibatkannya dapat mencapai 100 % populasi dalam tempo yang relatif singkat. Secara umum gejala ikan yang terserang protozoa adalah.

Ikan tampak pucat.
Nafsu makan kurang.
Gerakan lambat dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya dinding kolam.
Pada infeksi lanjut ikan mangap-mangap dan meloncat-loncat ke permukaan air untuk mengambil oksigen.
Adanya bercak-bercak putih pada permukaan tubuh ikan.
Parasit dari golongan metazoa antara lain Monogenetic trematod (golongan cacing), cestoda, nematoda, Cepopoda (Argulus sp, Lernaea sp dan golongan Isopoda. Organ yang menjadi target serangan parasit ini adalah insang. Penularan terjadi secara horisontal terutama pada saat cacing dalam fase berenang bebas yang sangat infektif. Secara umum gejala dari serangan metazoa adalah :

Ikan tampak lemah.
Tidak nafsu makan.
Pertumbuhan lambat tingkah laku dan berenang tidak normal disertai produksi lendir yang berlebihan.
Ikan sering terlihat berkumpul disekitar air masuk karena kualitas dan kadar oksigen lebih tinggi.
Insang tampak pucat dan membengkak sehingga overculum terbuka.
Ikan sulit bernafas seperti gejala kekurangan oksigen.
Peradangan pada kulit akan mengakibatkan ikan menggoso-gosok badannya pada benda sekitar.
Badan kemerahan disekitar lokasi penempelan parasit.
Pada infeksi berat parasit ini kadang dapat terlihat dengan mata telanjang pada permukaan kulit ikan.
Jamur
Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur bersifat infeksi sekunder semua jenis ikan air tawar termasuk telurnya rentan terhadap infeksi jamur. Jenis jamur yang sering menjadi kendala adalah dari famili saprolegniaceae. Beberapa faktor yang sering memicu terjadinya infeksi jamur adalah penanganan yang kurang baik (transportasi) sehingga menimbulkan luka pada tubuh ikan, kekurangan gizi, suhu dan oksigen terlarut yang rendah, bahan organik tinggi, kualitas telur buruk/tidak terbuahi dan padatnya telur pada kakaban. Penyakit ini menular terutama melalui spora di air. Gejala-gejalanya dapat dilihat secara klinis adanya benang-benang halus menyerupai kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal ikan.

Bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang paling banyak menyebabkan kegagalan pada budidaya ikan air tawar. Penyakit akibat infeksi bakterial masih sering terjadi dengan intensitas yang variatif. Umumnya pembudidaya masih mengandalakan antibiotik sebagai ” magic bullet” untuk melawan penyakit bakterial. Jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain adalah penyakit merah yang disebabkan oleh bakteri garam negatif (Aeromonas hydrophila), penyakit columnaris atau luka kulit, sirip dan insang yang disebabkan oleh infeksi bakteri Flavobacterium columnare, penyakit tubercolosis yang tergolong sangat kronis disebabkan oleh bakteri garam positif Mycobacterium spp. dan penyakit Streptococciasis yang disebabkan oleh bakteri garam positif Streptococcus spp.

Virus
Patogen virus juga menyebabkan penyakit pada budidaya ikan air tawar belum banyak diketahui penyakit yang disebabkan oleh virus di Indonesia kecuali penyakit Lymphocystis dan Koi Hervesvirus (KHV). Infeksi lymphoccystis hanya bersifat kronis dan bila menyerang ikan hias akan mengalami kerugian yang berarti karena merusak keindahan ikan. Sampai saat ini KHV merupakan penyakit yang paling serius dan sporadis terutama untuk komoditi ikan mas dan koi.

White Spot (Ich)
White spot atau dikenal juga sebagai penyakit “ich” merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit. Penyakit ini umum dijumpai pada hampir seluruh spesies ikan secara potensial white spot dapat berakibat mematikan. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih disekujur tubuh dan juga sirip. Siklus hidup dan cara memperbanyak diri inang white spot yang bervariasi memegang peranan penting terhadap berjangkitnya penyakit tersebut. Siklus hidup white spot terdiri dari beberapa tahap, tahapan tersebut secara umum dapat dibagi dua yaitu tahapan infektif dan tahapan tidak infektif. Gejala klinis white spot merupakan akibat dari bentuk tahapan siklus infektif. Wujud dari “white spot” pada tahapan infektif ini dikenal sebagai Trophont. Trophont hidup dalam lapisan epidermis kulit insang atau rongga mulut. Parasit ini hidup di lapisan dalam kulit berdekatan dengan lapisan basal lamina. Ikan-ikan yang terjangkit akan menunjukkan penampakan berupa bintik-bintik putih pada sirip, tubuh, insang atau mulut. Pada awal perkembangannya bintik tersebut tidak akan bias dilihat dengan mata. Tapi pada saat parasit tersebut makan tumbuh dan membesar sehingga bisa mencapai 0.5 – 1 mm bintik tersebut dapat dengan mudah dikenali.

Black Spot
Ikan yang menderita penyakit ini akan muncul titik hitam kecil pada tubuhnya secara umum penyakit ini mudah disembuhkan. Sering kali penyakit Black Spot terjadi pada akuarium baru saat ikan-ikan dimasukkan. Semua ikan berisiko terkena penyakit ini tetapi ikan Silver Dollar dan Piranha paling rentan.

2. Penyakit Non-Infeksi (Tidak Menular)

Penyakit Akibat Lingkungan
Faktor lingkungan dalam kegiatan budidaya ikan air tawar mempunyai pengaruh yang sangat tinggi. Lingkungan juga dapat mendatangkan penyakit dari kegiatan budidaya air tawar. Pengaruh dari penyakit yang diakibatkan oleh faktor lingkungan sering mengakibatkan kerugian yang serius karena kematian yang berlangsung sangat cepat dan tiba-tiba dan mematikan seluruh populasi ikan. Penyebabnya misalnya ada upwelling, keracunan akibat peledakan populasi plankton, keracunan pestisida/limbah industri, bahan kimia dan lainnya. Faktor lingkungan yang buruk akan menyebabkan ikan menjadi.

tercekik yaitu kekurangan oksigen yang umumnya terjadi menjelang pagi hari pada perairan yang punya populasi phytoplankton tinggi.
Keracunan nitrit yang sering disebut penyakit darah cokelat karena disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di dalam air yang berasal dari hasil metabolisma ikan.
Keracunan amoniak terjadi hampir sama dengan nitrit tetapi pada umunya karena pengaruh pemberian pakan yang berlebihan atau bahan organik sedangkan populasi bakteri pengurai tidak mencukupi yang sangat beracun adalah dalam bentuk NH3.
Fluktuasi air yang ekstrim dimana perubahan suhu air yang ekstrim akan merusak keseimbangan hormonoal dan fisiologis tubuh ikan dan pada umumnya ikan tidak mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan dan mengakibatkan ikan stress bahkan kematian.
Limbah pollutan yang terdiri dari logam-logam berat cukup berbahaya bagi ikan karena sifat racunnya yaitu Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co juga dapat menyebabkan penyakit bagi ikan. Sifat dari masing-masing logam berat tersebut dapat meningkat apabila komposisi ion-ion di dalam air terdiri dari jenis-jenis ion yang sinergik. Selain komposisi ion, nilai PH juga berpengaruh terhadap tingkat kelarutan ion-ion loga. Bila kadarnya tinggi menyebabkan ikan-ikan stress dan bila terus meningkat dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Malnutrisi
Pemberian pakan yang berlebihan/kekurangan dan tidak teratur juga dapat menyebabkan penyakit pada ikan. Penyakit karena malnutrisi jarang menunjukkan gejala spesifik sehingga agak sulit didiagnosa penyebab utamanya. Tetapi dalam pakan dapat mengakibatkan kelainan fungsi morfologis dan biologis seperti defisiensi asam pantothenic penyakit jaring insang ikan yang dapat menyebabkan ikan sulit bernafas yang diikuti dengan kematian, defisiensi vitamin A yang menyebabkan mata menonjol/buta dan terjadi pendarahan pada kulit juga ginjal, defisiensi vitamin B-1 yang menyebabkan kehilangan nafsu makan, pendarahan dan penyumbatan pembuluh darah, defisiensi asam lemak essensial yang berakibat infiltrasi lemak pada kulit dan minimnya pigmentasi pada tubuh ikan. Yang cukup berbahaya adalah karena defisiensi vitamin C yang merupakan penyakit yang umum terjadi dimana akibat yang paling populer adalah broken back syndrome seperti scoliosis dan lordosis

Penyakit Genetis
Salah satu penyebab penyakit yang kompleks pada kegiatan budidaya ikan air tawar karena adanya faktor genetik terutama karena adanya perkawinan satu keturunan (Inbreeding). Pemijahan inbreeding yang dilakukan secara terus-menerus akan menurunkan kualitas ikan berupa variasi genetik dalam tubuh ikan. Akibat dari pemijahan secara inbreeding adalah :

Pertumbuhan ikan lambat (bantet/kontet) dan ukuran beragam.
Lebih sensitif terhadap infeksi patogen.
Organ tubuh badan yang tidak sempurna serta kelainan lainnya.
Katarak
Bila mata ikan anda terdapat selaput abu-abu atau putih maka mungkin ikan anda mengidap katarak. Ada sejumlah perawatan yang khusus dibuat untuk katarak termasuk Aquatronics dan Eye Fungex. Kuncinya adalah memastikan level amonia dan nitrit pada batas yang dapat diterima. Karena katarak pada ikan terjadi karena pertumbuhan jamur maka meneteskan fungisida ke dalam akuarium akan sangat bermanfaat.

DEMONSTRASI CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP

DEMONSTRASI   CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP BUDIDAYA CACING SUTERA Pendahu...