Penangkapan ikan atau Perikanan tangkap, berbeda dengan perikanan budi daya, adalah usaha penangkapan ikan dan organisme air lainnya di
alam liar (laut,
sungai,
danau,
dan badan air lainnya). Kehidupan organisme air di alam liar dan
faktor-faktornya (biotik dan abiotik) tidak dikendalikan secara sengaja oleh
manusia. Perikanan tangkap sebagian besar dilakukan di laut, terutama di
sekitar pantai
dan landasan kontinen.
Perikanan tangkap juga ada di danau dan sungai.
Masalah yang mengemuka di dalam perikanan tangkap adalah penangkapan
ikan berlebih dan polusi laut. Sejumlah
spesies mengalami penurunan populasi dalam jumlah yang signifikan dan berada
dalam ancaman punah. Hal ini mengakibatkan jumlah tangkapan ikan di alam liar
dapat mengalami penurunan secara umum.
Berlawanan dengan perikanan tangkap,
perikanan budi daya dioperasikan di daratan menggunakan kolam air atau tangki,
dan di badan air yang terpagari sehingga organisme air yang dipelihara tidak
lepas ke alam liar. Budi daya perikanan meniru sistem yang terdapat di alam
untuk membiakan dan membesarkan ikan. Meski perikanan budi daya terus
berkembang, namun sumber ikan utama yang dikonsumsi manusia masih didapatkan dari
perikanan tangkap, bahkan sumber protein utama yang didapatkan dari alam liar.
Berdasarkan data FAO, hasil tangkapan dunia oleh
perikanan komersial pada tahun 2010 mencapai 88.6 juta ton dan 0.9 juta ton
berupa tanaman air (rumput laut, dan sebagainya). Jumlah ini bisa dibedakan dengan 59.9
juta ton 19.0 juta ton tanaman air yang dihasilkan budi daya perairan.[1]
Faktor
yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi perikanan
tangkap antara lain:
Topografi laut
Produktivitas perikanan tangkap
sebagian besar masih ditentukan oleh topografi laut, termasuk interaksinya
dengan arus laut dan tingkat pencahayaan sinar matahari pada kedalaman tertentu.
Topografi laut dibentuk dengan berbagai jenis pantai, delta sungai,
landasan benua, terumbu karang,
dan ciri khas laut dalam seperti palung dan punggung laut.
Arus laut
Arus laut adalah pergerakan air laut
yang terarah dan kontinu. Arus laut adalah aliran air yang bergerak karena gaya
yang bekerja pada air seperti rotasi bumi, angin, perbedaan temperatur dan
kadar garam, dan gravitasi bulan. Kontur dasar laut dan garis pantai juga
mempengaruhi arah dan kekuatan arus laut.
Biomassa
Fitoplankton
→ zooplankton → zooplankton predator → hewan penyaring → ikan predator
Fitoplankton adalah produsen utama dalam rantai makanan, yang mengubah
karbon menjadi biomassa dengan bantuan sinar matahari. Fitoplankton dikonsumsi
zooplankton yang merupakan tingkat kedua dari rantai makanan, termasuk krill,
larva ikan, cumi, lobster, dan kepiting juga crustacea kecil lainnya seperti
copepod. Zooplankton dikonsumsi oleh zooplankton lain dan hewan penyaring (ikan
kecil, porifera,
timun laut,
dan sebagainya). Setelah itu, mereka dikonsumsi oleh tingkatan yang lebih
tinggi, seperti ikan predator (salmon dan sebagainya) maupun mamalian air lain
seperti singa laut. Namun hewan besar seperti ikan paus memangsa plankton
secara langsung.
Perairan dekat pantai
- Estuari
adalah badan air dekat pantai di mana satu atau lebih sungai terhubung
dengan laut melalui estuari.[2]
Estuari seringkali dikaitkan dengan laju produktivitas biologis yang
tinggi. Estuari hampir tidak merasakan efek polusi yang berasal dari
lautan namun menerima dampak terbesar dari polusi yang terjadi di sungai.[3][4]
- Laguna
adalah badan air asin atau air payau yang relatif dangkal, terpisah dari laut
yang dalam oleh karakteristik geologi seperti gosong pasir, terumbu karang, dan sebagainya. Laguna dihidupi oleh nutrisi dari
laut. Laguna yang dihidupi oleh nutrisi dari sungai disebut estuari.
- Zona pasang surut adalah bagian dari laut yang terpapar udara ketika air
surut dan tenggelam ketika pasang tinggi. Area ini bisa beruba habitat
dengan berbagai jenis, dari bebatuan terjal, pantai berpasir, hingga
lapisan lumpur. Bentuk dan luas zona ini bervariasi.
- Zona litoral adalah bagian dari laut yang terdekat dengan garis
pantai. Istilah litoral berasal dari bahasa latin, litoralis yang
berarti "pantai laut"[5]
Definisi dari zona litoral menurut Encyclopædia Britannica adalah
"bentang alam ekologi laut yang mengalami efek ombak pasang surut
dengan kedalaman antara lima higga sepuluh meter di bawah titik terendah
permukaan laut ketika surut."[6]
- Zona neritik adalah bagian dari laut yang melebar dari zona litoral
sampai ke landasan benua.[7]
Zona neritik atau zona sublitoral relatif dangkal, dengan kedalaman
mencapai 200 meter dan umumnya merupakan perairan yang memiliki kandungan
oksigen yang cukup, tekanan yang rendah, dan temperatur dan kadar garam yang relatif stabil. Pada zona neritik cahaya dapat
menembus dengan baik sehingga terdapat kehidupan fotosintetik seperti fitoplankton dan sargassum
yang mengapung,[8]
menjadikan zona neritik lokasi di mana mayoritas kehidupan laut berada.
Terumbu karang
Terumbu karang adakah struktur aragonite yang diproduksi oleh organisme
hidup, berada di perairan tropis dangkal dengan sedikit nutrisi di dalam air.
Aliran dari sungai yang mengandung sisa pupuk pertanian mengangung nutrisi
tinggi dan dapat merusak terumbu karang karena mempercepat pertumbuhan alga yang
menempel di terumbu karang.[9]
Terumbu karang dapat ditemukan di perairan beriklim sedang dan tropis, namun
terumbu karang umumnya diterbentuk di zona antara 30°N hingga 30°S dari
ekuator. Terumbu karang merupakan tempat pembiakan alami bagi organisme laut
Efek
penangkapan ikan
Penghancuran
habitat
Jaring ikan yang hilang atau ditinggalkan di laut oleh nelayan disebut
dengan jaring hantu, dan
dapat menjerat ikan,
lumba-lumba,
penyu,
hiu,
hingga burung laut yang mencari makan dengan menyelam. Jaring ini berperilaku
seperti ketika ia dibuat, yaitu menahan pergerakan hewan yang tertangkap,
sehingga dapat menyebabkan kelaparan, luka, hingga sesak nafas bagi hewan air
yang membutuhkan udara.[10]
Penangkapan
ikan berlebih
Contoh penangkapan ikan berlebih dan
dampaknya:
- Di pantai timur Amerika Serikat, ketersediaan simping
telah berkurang akibat tingginya populasi Batoidea. Hal
ini disebabkan oleh penangkapan ikan hiu berlebih, yang merupakan
predator alami Batoidea. Hal ini menyebabkan Batoidea dapat memangsa
simping dengan leluasa.
- Di Teluk Chesapeake populasi tiram
pernah mencapai jumlah yang sangat banyak dan mereka menyaring nutrisi
berlebih dari sungai yang bermuara ke teluk tersebut. Sekarang dengan
jumlah tiram yang semakin sedikit, aktivitas penyaringan alami menjadi
terhambat sehingga menyebabkan tumpukan sedimen, nutrisi, dan alga menjadi
masalah di perairan setempat.[11]
- Pada tahun 2006, pemerintah Australia menuduh Jepang
telah mengambil ikan tuna Thunnus maccoyii
dengan mengambil hingga 20000 ton per tahun dari yang disetujui sebanyak
6000 ton. Hal ini menyebabkan ikan tuna Thunnus maccoyii
berada pada status kritis.[12][13][14]
Hilangnya
keanekaragaman hayati
Setiap spesies di ekosistem
memiliki pengaruh atau dipengaruhi oleh spesies lain dalam ekosistem tersebut.
Hanya terdapat sedikit sekali hubungan antara predator dan mangsa yang tunggal.
Kebanyakan memakan, atau dimakan oleh, lebih dari satu spesies. Hubungan mereka
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dalam banyak kasus, jika satu spesies
dihilangkan dari ekosistem, maka spesies lain akan terpengaruh.
Keanekaragaman spesies adalah kontribusi utama dalam menjaga stabilitas
ekosistem. Ketika suatu organisme mengeksploitasi berbagai jenis sumber daya
cenderung memiliki dampak yang kecil. Namun organisme yang hanya
mengeksploitasi jenis sumber daya yang terbatas akan memiliki dampak yang kuat.
Spesies
yang terancam
Standar dunia mengenai pencatatan
spesies laut yang spesies
adalah IUCN
Red List of Threatened Species.[15]
Daftar ini adalah dasar dari prioritas konservasi kelautan di dunia. Satu
spesies terdaftar dalam kategori jika diperhitungkan dalam kondisi kritis,
terancam, atau rentan.
Kategori lainnya seperti hampir terancam
dan kekurangan data.
Spesies
laut
Hingga tahun 2008, IUCN telah menilai sebanyak 3000 spesies
laut. Hal ini termasuk penilaian spesies dalam kategori Elasmobranchii (hiu dan
pari), kerapu,
terumbu karang, penyu, burung laut, dan mamalia laut.
Hampir seperempat dari kelompok tersebut dikategorikan terancam.[16]
Kelompok
|
||||
17%
|
13%
|
47%
|
||
12%
|
14%
|
30%
|
||
845
|
27%
|
20%
|
17%
|
|
25%
|
||||
27%
|
||||
7
|
86%
|
- Elasmobranchii
seperti hiu dan pari adalah ikan air dalam yang membuat mereka sulit untuk
dipelajari di alam liar. Tidak banyak diketahui tentang ekologi dan status
populasi mereka. Kebanyakan informasi dari mereka datang dari spesies yang
ditangkap nelayan secara sengaja maupun tidak disengaja. Banyak dari
spesies tersebut merupakan hewan yang tumbuh dengan lambat dan tidak dapat
mengembalikan jumlah mereka akibat penangkapan ikan berlebih yang terjadi
di seluruh dunia.
- Kerapu
terancam karena penangkapan ikan berlebih, terutama karena ikan yang
ditangkap merupakan ikan yang siap bertelur dan ikan yang terlalu muda.
- Terumbu karang
terancam karena pemutihan karang yang terkait dengan meningkatnya
temperatur laut. Ancaman lainnya yaitu pembangunan di sekitar pantai,
ekstraksi terumbu karang, dan sedimentasi polusi.
- Mamalia laut
mencakup paus,
lumba-lumba, ajing laut, singa laut,
walrus,
duyung,
dan beruang kutub. Ancaman utama yaitu jaring hantu
yang membuat mereka sulit untuk mengambil nafas kembali. Penangkapan ikan,
polusi dari kapal, dan tabrakan dengan perahu juga menjadi ancaman.
- Burung laut
sering tertangkap kail nelayan karena mencuri ikan
yang telah tertangkap. Ancaman lainnya yaitu jaring ikan di mana mereka
terperangkap ketika menyelam mencari ikan, dan tumpahan minyak.
- Penyu,
terutama telur mereka, terancam pembangunan pantai, penambangan pasir, dan
aktivitas manusia yang memburu telur penyu Di laut, penyu menjadi sasaran pemancingan, menjadi tangkapan sampingan nelayan, dan jaring hantu.
IUCN pada tahun 2012 melakukan
penilaian terhadap 17000 spesies laut. Penilaian mencakup spesies yang berada
di perairan hutan bakau dan yang mendiami terumbu karang
dan rumput laut, serta invertebrata penting seperti mollusc dan echinodermata.[16]
Spesies
air tawar
Perikanan air tawar memiliki
keragaman spesies yang kurang seimbang jika dibandingkan dengan luasnya
ekosistem mereka. Air tawar merupakan rumah bagi seperempat spesies ikan meski
luas perairan air tawar hanya 1% dari luas permukaan dunia. [16]
Pembangunan industri dan pertanian memberikan tekanan bagi ekosistem air tawar.
Air mulai tercemar atau diekstraksi dalam jumlah besar. Rawa-rawa mulai
dikeringkan, sungai dibelokkan arusnya, dan hutan dihilangkan sehingga
meningkatkan erosi dan sedimentasi sungai. Spesies invasif juga dipaparkan ke
ekosistem air tawar.
Pada tahun 2008, IUCN telah menilan
sebanyak 6000 spesies air tawar dan sebanyak 21000 masih dalam proses. Namun
dari data yang telah dihasilkan, secara global spesies air tawar banyak yang
terancam, dan mungkin lebih terancam dari spesies laut.[17)
Referensi
2.
^
Pritchard, D. W. (1967) What is an estuary: physical viewpoint. p. 3–5 in:
G. H. Lauf (ed.) Estuaries, A.A.A.S. Publ. No. 83, Washington, D.C.
7.
^
Neritic zone Webster's New Millennium Dictionary of English, Preview
Edition (v 0.9.7). Lexico Publishing Group, LLC. Accessed: 12 August 2008.
9.
^
"Corals reveal impact of land use". ARC Centre of Excellence for Coral Reef Studies. Diakses
tanggal 2007-07-12.
11. ^
"Oyster Reefs: Ecological importance". US National Oceanic and Atmospheric Administration.
Diakses tanggal 2008-01-16.
12. ^
Japan warned tuna stocks face extinction Justin McCurry, guardian.co.uk, Monday January 22, 2007.
Retrieved 2008-04-02.
18. Sumber : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar