Pengolahan ikan Lele Asap
Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar ikan lele? Banyak yang
tidak menyangka kalau ikan yang dikenal dengan patil tajamnya ini bisa dibuat
berbagai jenis olahan yang sangat gurih, bergiji tinggi serta disukai oleh
seluruh lapisan masyarakat. Lele yang selama ini dikenal sebagai ikan budidaya
ternyata dapat dikembangkan menjadi produk makanan seperti Lele Asap, Nugget
Lele, Kerupuk Lele, Bakso Ikan Lele, kaki Naga Ikan Lele, Abon Lele, Kue
Semprong, Biscuit Lele dan masih banyak lagi produk yang lain.Berikut ini
disajikan mengenai cara pengolahan ikan lele asap.
A. Pengolahan ikan Lele Asap
Ikan merupakan sumber protein hewani yang rendah kolesterol dan
sangat baik untuk kecerdasan otak. Salah satu teknologi pengolahan ikan yang
dapat meningkatkan nilai ekonomis serta daya awet ikan adalah pengasapan. Lele
asap merupakan salah satu menu yang banyak dicari penggemar lele, rasanya yang
khas disukai semua orang. Dari mulai anak kecil sampai orang tua, dan tanpa
membedakan pria maupun wanita. Ikan yang digunakan untuk pengasapan hendaknya
benar-benar masih segar, tidak cacat fisik, dan bermutu tinggi. Satu hal yang
perlu selalu diingat, tidak ada satu cara apapun-betapa pun hebatnya cara dan
peralatannya- yang mampu mencegah terjadinya kerusakan.
1. Prinsip Pengasapan
Tujuan pengasapan ikan, pertama untuk mendapatkan daya awet yang
dihasilkan asap. Tujuan kedua untuk memberikan aroma yang khas tanpa peduli
kemampuan daya awetnya. Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan
dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia
alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Melalui pembakaran akan
terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar serta
dihasilkan panas. Senyawa asap tersebut menempel pada ikan dan terlarut dalam
lapisan air yang ada di permukaan tubuh ikan, sehingga terbentuk aroma dan rasa
yang khas pada produk dan warnanya menjadi keemasan atau kecoklatan.
2. Tujuan Pengasapan
Ikan asap sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Konon, terjadinya
tanpa disengaja. Ketika itu, umumnya orang mengawetkan daging dan ikan dengan
cara dikeringkan di bawah terik matahari. Namun, pada musim hujan dan musim
dingin orang mengeringkannya dengan bantuan api sehingga pengaruh asap pun
tidak dapat dihindarkan. Panas yang dihasilkan dari pembakaran kayu menyebabkan
terjadinya proses pengeringan. Selain akibat panas, proses pengeringan terjadi
karena adanya proses penarikan air dari jaringan tubuh ikan oleh penyerapan
berbagai senyawa kimia yang berasal dari asap. Pengasapan ikan merupakan cara
pengawetan ikan dengan menggunakan asap yang berasal dari pembakaran kayu atau
bahan organik lainnya.
Kriteria Mutu ikan asap dapat dilihat pada Tabel 3. Pengasapan
ikan dilakukan dengan tujuan :
a. Untuk mengawetkan ikan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami;
b. Untuk memberi rasa dan aroma yang khas.
Tabel 3. Kriteria Mutu Sensoris Ikan Asap
Parameter
Deskripsi Mutu Ikan Asap
Penampakan
Permukaan mutu ikan asap cerah, cemerlang, dan
mengkilap. Apabila kusam dan suram
menunjukkan bahwa ikan yang diasap sudah
kurang bagus mutunya atau karena perlakuan dan
proses pengasapan tidak dilakukan dengan baik
dan benar. Tidak tampak adanya kotoran berupa
darah yang mengering, sisa isi perut, abu, atau
kotoran lainnya. Adanya kotoran semacam itu
menjadi indikasi kalau pengolahan dan
pengasapan tidak baik. Apabila pada permukaan
ikan terdapat deposit kristal garam maka hal itu
menunjukkan bahwa penggaraman terlalu berat
dan tentu rasanya sangat asin.Pada ikan asap
tidak tampak tanda-tanda adanya jamur atau lendir
Warna
Ikan asap berwarna cokelat keemasan,
cokelat
kekuningan, atau cokelat agak gelap. Warna ikan
asap tersebar merata. Adanya warna kemerahan
disekitar tulang atau berwarna gelap dibagian perut
menunjukkan bahwa ikan yang diasap sudah bermutu rendah.
Bau
Bau asap lembut sampai cukup tajam, tidak tengik,
tanpa bau busuk, tanpa
bau asing, tanpa bau
asam, dan tanpa bau
apek.
Rasa
Rasa lezat, enak, rasa asap terasa lembut sampai
tajam, tanpa rasa getir
atau pahit, dan tidak berasa
tengik.
Tekstur
Tekstur kompak, cukup elastis, tidak terlalu keras (kecuali produk tertentu
seperti ikan kayu), tidak lembek, tidak rapuh,tidak lengket. Hendaknya kulit
ikan tidak mudah dikelupas dari dagingnya.
3. Teknik Pengolahan
a. Alat :
- Pisau
- Talenan
- Baskom
- Timbangan
- Keranjang
b. Bahan
-Ikan lele
- Kayu
- Garam
c. Cara Pengolahan
Di dalam praktiknya, pengasapan ikan dilakukan dengan cara
berbeda-beda tergantung kebiasaan, jenis ikan yang diasap, produk yang
diinginkan, proses yang diinginkan, proses yang digunakan, dan sebagainya. 1)
Penyiangan dan Pencucian Sebelum diasap, ikan dicuci terlebih dahulu untuk
menghilangkan kotoran, sisik yang lepas, dan juga lendir. Kemudian ikan
disiangi dengan cara membelah bagian perut sampai dekat anus seperti
diperlihatkan pada Gambar 2. Apabila diperlukan, kepala ikan dipotong. Kalau
ukuran ikan cukup besar dan berdaging tebal, sebaiknya ikan dibelah membentuk
kupu-kupu, diambil dagingnya saja, atau dibentuk sesuai dengan kebiasaan yang
dilakukan untuk mencirikan produk.
2) Penggaraman
Perendaman dalam larutan garam atau penggaraman sering kali memang
diperlukan karena memiliki banyak fungsi, di antaranya membantu memudahkan
pencucian dan penghilangan lendir, memberikan cita rasa produk yang lebih
lezat, membantu pengawetan, membantu pengeringan, dan menyebabkan tekstur
daging ikan menjadi lebih kompak.
3) Penggantungan dan penyusunan ikan
Ikan yang sudah tiris disusun di dalam alat pengasap. Cara
penyusunan ikan, misalnya mendatar di atas rak, akan menentukan ikan asap yang
dihasilkan. Cara tersebut cocok untuk ikan-ikan kecil atau fillet ikan. Namun,
dengan posisi itu kontak antar asap dan ikan kurang merata. Bagian bawah akan
lebih banyak menerima panas dan asap sehingga ikan perlu dibalik.
4) Pengasapan
Pengasapan panas pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan. Tahap
pertama merupakan tahap pengeringan awal yang berlangsung sedikit di atas suhu
ruang. Tahap kedua merupakan tahap pematangan pertama, sedangkan tahap ketiga
merupakan pematangan akhir. Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya tidak mengasap
ikan secara langsung pada suhu tinggi sebab daging ikan akan cepat matang,
tetapi teksturnya masih lunak. Akibatnya, pengeringan berjalan lambat dan ikan
mudah patah.
5) Pengemasan
Setelah pengasapan selesai, ikan dibiarkan dingin hingga sama
dengan suhu ruangan. Sebaiknya tidak mengemas produk selagi masih panas atau
hangat karena akan mengembun dan ikan cepat rusak ditumbuhi jamur. Ikan asap
harus dibiarkan dingin, misalnya dengan cara ditempatkan pada ruangan terbuka
dan bersih. Kipas angin dapat digunakan untuk membantu mendinginkan ikan asap,
asalkan terjadinya kontaminasi oleh kotoran dapat dicegah. Melalui cara itu,
ikan asap sudah cukup dingin dalam waktu 1–2 jam.
6) Penyimpanan
Penyimpanan ikan asap akan sangat berperan penting dalam
distribusi dan
pemasarannya. Jika penyimpanan juga pengemasan tidak baik maka
ikan asap akan cepat rusak sehingga daya jangkau pasarnya rendah. Untuk
jangkauan distribusi yang luas, penggunaan suhu rendah selama penyimpanan
tampaknya sudah saatnya diterapkan dan tidak dapat dihindari lagi. Sehingga
akanmemperlama daya simpan ikan dan akan mempertahnakan nilai ekonomis ikan
asap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar