Sabtu, 20 Oktober 2018

BUDIDAYA IKAN GURAME Oleh : Riyanto, SP


BUDIDAYA IKAN GURAME
Oleh : Riyanto, SP


PENDAHULUAN
A.   Ciri-ciri Morfologi .
              Ikan Gurame ( Osphronemus gouramy Lac ) mempunyai bentuk badan agak panjang, lebar atau pipih kesamping
 ( compressed ) baan tertutup sisik yang besar-besar, terlihat kasar dan kuat. Pada bagian kepala dari ikan Gurame muda berbentuk lancip dan akan menjadi dempak bila sudah besar dan terdapat tonjolan seperti cula pada bagian kepala ikan Gurame jantan yang sudah tua. Mulutnya kecil dan bibir bagian bawah sedikit lebih maju dari pada bibir atas dan dapat disembulkan.
              Warna badan pada umumnya biru kehitam-hitaman dan bagian perut berwarna putih. Warna tersebut akan berubah menjelang dewasa, yakni pada bagian punggung berwarna kecoklat-coklatan dan pada bagan perut berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan. Pada ikan Gurame muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 7 – 8 buah dan garis-garis ini akan hilang/tidak terlihat pada ikan Gurame dewasa.
Jari-jari pertama pada sirip perut merupakan benang yang panjang yang    berfungsi alat peraba. Ujung sirip punggung dan ujung sirip dubur dapat mencapai pangkal ekor. Sirip ekor berbentuk busur ( rounded ) . Pada dasar sirip dada dari Gurame betina terdapat tanda hitam dan
didepan pangkal ekor terdapat tanda sebuah lingkaran hitam ( black spot ).
             Ikan Gurame dapat tumbuh mencapai 65 cm dan berat badan lebih dari 10 kg . Di Jawa ikan ini dikenal denganm nama ikan Gurame, Grameh atau Brami. Di Sumatera dikenal dengan ikan Kaluih dan di Kalimantan dikenal sebagai ikan Kali. Selain Gurame Angsa yang ukurannya besar ada pula varietas Gurame Jepun yang ukurannya lebih kecil.
         
                Dalam kerajaan hewan ( animal kingdom ) ikan Gurame diklasifikasikan sebagai berikut:
Klas                  :  Pisces.
Sub Klas           :  Teleoistei.
Ordo               :  Labyrinthici.
Sub Ordo        :  Ananabantoidae.
Famili             :  Ananabantidae.
Genus             :  Osphronemus .
Species           :  Osphronemus gouramy ( Lacapede )   

B.   Kebiasaan Hidup.
            Ikan Gurame hidup dan berkembang baik diperairan tawar seperti danau, rawa-rawa atau sungai tenang. Ikan Gurame dapat hidup baik di daerah tropis dan pada ketinggian tempat antara  0 – 800 meter dari permukaan laut. Ikan Gurame menyukai perairan yang dalam, jernih dan tenang.
.
PEMBESARAN

                   Secara biologis ikan Gurame bias dilakukan pembesaran sejak umur satu hari, namun berdasarkan pertimbangan waktu, eknomis dan keselamatan ikan itu sendiri, ukuran ikan yang akan dibesarkan pada umumnya tergantung kepada keadaan keuangan para petani pembesar. Sebab semakin besar ukuran ikan semakin mahal harganya, sementara jumlah yang diperoleh semakin kecil tetapi keselamatan ikan dapat terjamin dan masa pemeliharaannya relatif singkat. Misalnya benih ukuran 6 – 12 cm masa pemeliharaannya cukup antar 9 – 10 bulan saja.
                   Sebaliknya, makn kecilukuran benih akan semakin murah, sebab dengan jumlah uang yang sama akan diperoleh benih lebih banyak. Tetapi benih yang masih kecil tingkat kematian bisa lebih besar dan pemeliharaannya lebih lama. Misalnya benih ukuran 3 – 5 cm masa panennya antara 11 – 12 bulan.
                   Pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi olh factor keturunan, kesehatan, makanan, ruang hidup dan umur ( waktu ). Oleh karena itu agar proses pembesaran ikan Gurame lebih cepat harus mendaatkan benih dai induk yang baik. Benih tersebut sehat, makanannya terjamin dan mendapatkan ruang gerak yang cukup.
            Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam usaha pembesaran ikan adalah sebagai berikut :

·        Kolam ikan sebagai lingkungan perairan yang terbatas harus data mendukung proses hidup yang normal, antara lain Derajat Keasaman ( pH ) air  6 – 8,  suhu air 23° - 28° C, keadaan air yang subur, bebas dari gas-gas beracun, bebas dari bibit penyakit dan tinggi air sedikitnya 60 cm.
·        Padat penebaran harus diatur berdasarkan ukuran ikan, kesuburan kolam dan intensitas pengelolaan.
Kalau kita akan menerapkan system monokultur ( ikan sejenis dalam satu kolam ), sebagai ancer-ancer padat penebarannya adalah sebagai berikut :
a.     Benih ikan ukuran 3 – 5 cm padat tebarnya adalah 5 – 10 ekor / m2.
b.     Benih ikan ukuran 6 – 8 cm padat tebarnya adalah 3 – 5 ekor / m2.
c.      Benih ikan ukuran 10 – 15 cm padat tebarnya adalah 2 – 3 ekor / m2.

          Selain dapat dipelihara dengan system monokultur, ikan Gurame dapat pula dipelihara secara kombinasi ( polykultur ) dengan beberapa jenis ikan lain seperti Tambakan ( Helostoma temmincki ), ikan Mas ( Cyprinus carpio ), ikan Nilem ( Osteochilus hasselti ) dengan prosentase sebagai berikut :
15 % ikan Gurame.
15 % ikan Tambakan.
30 % ikan Nilem.
40 % ikan Mas.

Ikhtisar makanan Gurame berdasarkan jenis makanan dan umur ikan, dapat dijelaskan dengan daftar sebagai berikut;


Umur  Ikan
Makanan yang disukai
   1 – 10  hari

   11 – 14 hari



  14 – 45 hari
   46 – 105 hari

  3,5 – 8 bulan
8       - 12  bulan

lebih 12 bulan
Belum diberi makanan karena masih mempunyai cadangan makanan.
Cadangan makanan didalam tubuhnya mulai menipis, maka perlu diberi makanan dari luar seperti
Kuning telur, plankthon / daphnia, dedak yang sangat halus.
Rayap, ulat, telur semut merah, dedak halus
Tumbuhan halus, tumbuhan mata lele, tumbuhan paku air, bungkil halus.
Sama dengan umur antara 46 – 105 hari ( 3,5 bulan )
Daun pepaya, daun keladi, daun sente, daun singkong, kangkung dan lain lain. 
Pellet, daun-daun lunak, belatung, ulat, cacing tanah dan lain sebagainya..

                  
                   Kesalahan dan kecorobohan dalam menebarkan benih ikan bisa merupakan kegagalan awal dalam budidaya ikan. Oleh karena itu penebaran benih harus dilakukan dengan baik dan benar dengan urutan sebagai berikut;

a.      rendamkan wadah  kedalam air kolam tempat ikan tersebut akan ditebarkan selama 15 menit agar suhu air dalam sesuai dengan air kolam.
b.     Buka dan masukan sedikit demi sedikit air kolam kedalam wadah untuk penyesuaian suhu dan pH air .
c.      Lepaskan wadah secara perlahan-lahan dan biarkan benih ikan keluar dengan sendirinya.
d. Setelah semua benih ikan keluar baru wadah    diambil.

Rabu, 17 Oktober 2018

PENGENDALIAN WHITE SPOT Oleh Riyanto, SP


PENGENDALIAN WHITE SPOT
Oleh Riyanto, SP


PENDAHULUAN
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan. Salah satu penyakit yang sering ditemui oleh para petani di lapangan adalah penyakit white spot atau bintik putih yang disebabkan oleh parasit Ichthyopthirius multifiliis.
Untuk menekan tingkat kerugian petani dalam proses budidaya yang disebabkan oleh penyakit ini, maka perlu dilakukan antisipasi sedini mungkin terhadap kemungkinan timbulnya penyakit. Bila ikan sudah terlanjur terkena penyakit, maka perlu segera ditangani.
Keberhasilan dalam proses pencegahan ataupun pengobatan ikan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan petani mengenai penyakit itu sendiri.

DESKRIPSI Icthyopthirius multifiliis
a.Morfologi
            Parasit ini memiliki organ gerak berupa cilia yang terdapat diseluruh bagian tubuhnya dan inti yang berbentuk seperti kacang tanah.
b.Siklus Hidup
            Siklus hidup parasit ini kurang lebih 8 hari. Selama hidupnya dari mulai kecil hingga dewasa mengalami beberapa fase / tahapan, diantaranya :
Fase Parasiter ; fase ketika ia hidup dalam tubuh ikan hingga dewasa dan akhirnya akan melepaskan diri dari tubuhikan.
Fase Precyste ; Fase ketika ia sudah melepaskan diri dari yubuh ikan tetapi belum mendapatkan tempat untuk membentuk cyste.
Fase Cyste ; Fase dimana ia sudah mendapatkan temapat dan membentuk cyste. Didalam cyste ini terjadi pembelahan diri sehingga terbentuk individu baru dalam jumlah yang besar.
Fase Postcyste ; Fase dimana Ichthyopthirius muda akan keluar dari cyste dan mencari ikan sebagai inangnya.  Jika selama ± 3 hari ia tidak mendapatkan inangnya maka ia akan mati.
c.Diagnosa
Proses penyebaran penyakit dari parasit jenis ini sangat cepat terutama bila didukung oleh kondisi lingkungan yang optimal ( suhu 15-20 oC ). Namun pada kondisi suhu diatas 30 oC parasit ini akan mati dan siklus hidupnya terhenti. Parasit ini menyerang semua jenis ikan air tawar terutama pada ikan-ikan hias yang dipelihara di akuarium.
Adapun cirri ikan yang terserang oleh penyakit ini adalah sebagai berikut :
Terdapat bintik-bintik putih pada tubuh ikan
Lendirnya banyak
Malas berenang
Cenderung mengapung di permukaan air
Gerakan tutup insang terlihat cepat
Sering menggosok-gosokkan tubuhnya ke benda keras

PENANGGULANGAN
Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit bintik putih ini adalah dengan pencegahan dan pengobatan.
1).  Pencegahan
Pencegahan merupakan upaya yang paling efektif untuk menanggulangi timbulnya penyakit ini. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan mengkondisikan ikan agar tetap sehat, mengkondisikan lingkungan seoptimal mungkin dapat mendukung kehidupan ikan sehingga ikan tidak mengalami stress.
Oleh karena itu kualitas air harus tetap dijaga, pakan yang diberikan harus tepat, lakukan survey berkala, karantina ikan yang baru datang dari luar daerah, dll.
2).   Pengobatan
Tindakan pengobatan merupakan tindakan yang paling akhir dilakukan yakni ketika ikan sudah terserang penyakit. Obat-obat yang biasa digunakan oleh para petni saat ini adalah obat kimia seperti: PK(Kalium Pemanganat), Formalin, dan garam. Obat-obatan ini bisa didapatkan di apotik.
Langkah-langkah dalam pengobatan ini adalah sebagai berikut:
1). Ikan direndam dalam larutan PK dengan dosis 0,7-1 ppm selama 24 jam, atau
 Direndam dalam larutan formalin 0,025 ppm selama 12-24 jam.
2) .Bisa juga ikan sakit direndam dengan larutan garam konsentrasi 4 gr/liter selama 5-10      menit yang kemudian dipindah ke wadah lain dengan yang sudah berisi air bersih.
Perlakuan ini sebaiknya dilakukan selama ± 8 hari secara berturut-turut.

DEMONSTRASI CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP

DEMONSTRASI   CARA BUDIDAYA CACING SUTERA DESA WUWUR KECAMATAN GABUS Oleh : Riyanto, SP BUDIDAYA CACING SUTERA Pendahu...