Plankton, Lumut dan Klekap dalam Budidaya
Udang
Plankton didefinisikan sebagai organisme
hanyut apapun yang hidup dalam zona
pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah
satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk
kehidupan akuatik.
Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan
utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan
dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun
termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan
arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia
mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting
untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan
bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap
ikan aktif dijalankan di kawasan itu.
Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta
dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat
dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah
seperti batu
karang, kerang,
dan ikan paus.
(www.wikipedia.org/wiki/Plankton)
a. Fitoplankton
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah
tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton
berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu
bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Meskipun ukurannya sangat kecil, namun
fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat
menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut,
karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic
makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis
untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena
kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.
Bahan organik yang diproduksi fitoplankton
menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping
itu energi yang terkandung didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai
makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus
yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau
tidak langsung melalui rantai makanan.
b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah
hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya
sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya.
Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri
bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan
hidupnya sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi
makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consemer) bahan
organik. konsumen (consumer)bahan organik.
Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm,
tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran
sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain: kopepod
(copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod), kaetognat
(chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan
estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan
tropis hingga ke perairan kutub.
Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada
pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi
vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu
berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal
kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva.
Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai
plankton berubah menjadi nekton atau bentos.
Suatu hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan dalam budidaya udang, adalah pengelolaan kualitas air
tambak. Seorang bididayawan belum dapat dikatakan mengerti tentang budidaya
udang apabila belum mampu mengelola kualitas air tambaknya. mengelola kualitas
air tambak dalam konteks ini, maksudnya ialah menjaga semua parameter kualitas
air yang dipantau selalu berada dalam kisaran yang dianjurkan, yakni DO minimal
4 ppm (pagi) dan maksimal 12 ppm (siang), pH 7,5 - 8,0 (pagi) dan 8,0 - 8,5 (siang),
salinitas 12 - 25 ppt, alkalinitas 120 - 150 ppm, kecerahan 30 - 70 cm
(tergantung pada umur udang), ammonia bebas maksimal 0,1 ppm, ketinggian air
120 cm dan jenis plankton yang diharapkan Chlorophyta dan Diatomae,
sementara Blue Green Algae (BGA) harus di bawah 10 % dan Dinoflagellata
harus di bawah 5 %.
Pada awal masa budidaya, hal yang sulit
dikendalikan adalah "kecerahan", karena pada saat itu input (nutrisi
yang diperlukan oleh plankton untuk berkembang biak) yang masuk berupa pupuk
organik (fermentasi super NB), pupuk anorganik (urea, TSP), maupun pakan pellet
masih sedikit jumlahnya. Sehingga nutrisi yang diperlukan oleh plankton untuk
berkembang biak belum mencukupi, yang berakibat pada lambatnya perkembangbiakan
plankton dalam tambak dan kecerahan air tetap tinggi. Masalah yang biasa timbul
pada kondisi kecerahan air tambak yang masih tinggi adalah timbulnya
"lumut" dan "klekap".
Lumut
Lumut merupakan tumbuhan berklorofil yang
melakukan aktivitas fotosintesis dan tumbuh sampai kedalaman tertentu, dimana
intensitas cahaya matahari masih bisa digunakan untuk aktivitas fotosintesis.
Bila kecerahan air tambak tembus sampai dasar, maka lumut akan tumbuh dengan
subur di dasar tambak, menyebabkan plastik dasar tambak menjadi licin dan
kotor.
Keberadaan lumut (filamentous algae) pada
dinding tambak menyebabkan dinding tambak tersebut tampak kotor, karena lumut
ini memerangkap kotoran - kotoran seperti partikel lumpur, plankton yang telah
mati dan zat padat tersuspensi. Akibatnya protozoa (Zoothamnium, Epistylis)
akan bersarang dengan nyaman di dinding tambak. Sedangkan kondisi udang pada
tambak - tambak yang dindingnya berlumut dan kotor, terutama pada bagian abdomen
(perut) dan kaki renang. Bila protozoa yang bersemayam di sela - sela lumut
sampai masuk ke dalam insang akan menyebabkan aktivitas respirasi udang dan
metabolisme akan terganggu, yang menyebabkan nafsu makan udang menurun. Bila
hal itu terjadi, pertumbuhan akan terhambat dan udang menjadi kropos.
Cara Mengatasi Lumut
Ada beberapa cara yang efektif untuk mengatasi
lumut di tambak :
Pertama : perbaiki kualitas air
dengan menumbuhkan plankton agar kecerahan air sesuai dengan standar yang
ditetapkan, yaitu 30 - 70 cm. Bila matahari tidak bisa menjangkau tempat
tumbuhnya lumut, lumut itu akan mati karena tidak bisa melakukan aktivitas
fotosintesis.
Kedua : gosoklah dinding tambak dengan
menggunakan sikat ijuk atau peralatan lain agar lumut hilang dan mati, sehingga
tidak ada tempat singgah bagi protozoa.
Klekap
Klekap merupakan suatu kumpulan beberapa jenis
algae yang membentuk suatu anyaman, yang satu sama lainnya dilekatkan oleh
suatu substansi seperti lendir. Anyaman tersebut membentuk suatu lembaran
berwarna coklat, coklat kehijauan, hijau kekuningan, sampai hijau kebiruan,
tergantung pada jenis dan persentase algae penyusunnya.
Algae penyusun klekap terdiri dari BGA (Oscillatoria,
Phormidium, Lyngbya, Spirulina), Diatomae (Navicula, Nitzschia, Amphora,
Pleurosigma), Protozoa (Zoothamnium, Vorticella, Epistylis, Acineta),
bakteri, Rotifera, cacing dan sebagainya.
Klekap yang sebagian penyusunnya adalah BGA akan
berwarna hijau kebiruan dengan bentuk lembaran lebar dan kompak. Tapi, bila
penyusunnya dari golongan Diatomae yang dominan, maka bentuknya lembaran kecil
- kecil, mudah terpisah dan berwarna kecoklatan.
Mengapa Tumbuh Klekap
Klekap bisa tumbuh pada dinding tambak atau dasar
tambak. Sebagian besar penyusun klekap merupakan algae yang mempunyai klorofil,
yang mampu melaksanakan fotosintesis dengan adanya cahaya matahari. Bila
kecerahan air tambak masih tinggi dan cahaya matahari bisa mencapai dasar
tambak, menyebabkan algae yang hidup di dasar tambak tumbuh dengan pesat,
membentuk suatu anyaman yang satu sama lainnya dilekatkan oleh lendir. Algae
ini akan berkembang dan menutupi dasar tambak, sehingga pertukaran gas dan
nutrien antara air pada permukaan atas anyaman algae (klekap) dengan endapan
lumpur di bawahnya menjadi sangat berkurang. Hal ini menimbulkan suatu keadaan
anaerobik pada endapan lumpur di bawah lapisan klekap.
Gas - gas seperti ammonia (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S) yang dihasilkan dari penguraian bahan -bahan
organik dalam kondisi anaerob, terperangkap di bawah lapisan klekap
dalam konsentrasi tinggi. Dan pada permukaan atas klekap juga terbentuk
gelembung - gelembung gas oksigen sebagai hasilfotosintesis. Adanya dorongan
gas dari bawah dan terbentuknya gelembung - gelembung gas oksigen pada
permukaan klekap, menyebabkan klekap terdorong ke atas dan muncul di permukaan
air, gas - gas beracun yang terperangkap di bawah klekap juga terbebaskan ke
air. Hal ini bisa menimbulkan kematian pada udang, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yaitu melalui infeksi penyakit.
Klekap yang muncul di permukaan air, bila tidak
segera diangkat akan tenggelam kembali ke dasar tambak. Karena gelembung -
gelembung gas yang terbentuk pada permukaan klekap akan memuai karena terkena
panas matahari dan akhirnya pecah. Sehingga tidak sanggup lagi menyangga klekap
untuk tetap berada di permukaan air. Klekap yang tenggelam ke dasar tambak
tidak akan muncul lagi ke permukaan air, karena klekap tersebut akan segera
mengalami proses pembusukan (dekomposisi) anaerobik. Sedangkan pada proses
pembusukan anaerob dibebaskan gas - gas ammonia (NH3) dan hidrogen sulfida (H2S), serta lumpur hasil dekomposisi berwarna hitam yang
berbau busuk.
Bila klekap sudah
tenggelam di dasar tambak dan membentuk lumpur hitam, sebaiknya segera
dilakukan penyiponan (pembersihan dasar tambak) agar tidak timbul masalah yang
lebih besar, seperti survival rate (SR = angka kelulushidupan) udang
yang rendah, pertumbuhan lambat, udang kotor dan infeksi pada udang.
Bagaimana
Mencegah Klekap?
Klekap tidak akan
muncul bila sinar matahari tidak mencapai dasar tambak. Karena itu perlu
ditumbuhkan plankton dengan cara melakukan sirkulasi air atau penggantian air,
dan dilanjutkan dengan pemupukan. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan sangat
tergantung pada kondisi masing - masig tambak. Pemberian pupuk sebaiknya
dilakukan pada saat ada sinar matahari, agar pupuk bisa dimanfaatkan dengan
baik oleh plankton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar